Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mandiri Manajemen Investasi Siapkan DIRE

PT Mandiri Manajemen Investasi akan merilis produk reksa dana alternatif berbentuk dana investasi real estat (DIRE). Saat ini, perseroan tengah melakukan pendalaman untuk mengetahui minat investor terhadap produk alternatif ini.
Chief Investment Officer PT Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa (tengah), Director Ferry I. Zen (kanan) dan Director Endang Astharanti berbincang disela acara Media Lunch dan Workshop Proyek Infrastruktur 2018 di Jakarta, Kamis (14/12)./JIBI-Nurul Hidayat
Chief Investment Officer PT Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa (tengah), Director Ferry I. Zen (kanan) dan Director Endang Astharanti berbincang disela acara Media Lunch dan Workshop Proyek Infrastruktur 2018 di Jakarta, Kamis (14/12)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Mandiri Manajemen Investasi akan merilis produk reksa dana alternatif berbentuk dana investasi real estat (DIRE). Saat ini, perseroan tengah melakukan pendalaman untuk mengetahui minat investor terhadap produk alternatif ini.

Direktur Pemasaran dan Produk PT Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti menjelaskan, DIRE merupakan instrumen investasi yang baru sehingga perseroan harus melakukan kajian cukup mendalam sebelum diluncurkan. Nilai dari produk ini ditaksir sekitar Rp400 miliar-Rp500 miliar. Adapun jenis properti yang akan dimasuki oleh perseroan adalah mall yang berada di luar DKI Jakarta.

Alasannya, harga properti di Jakarta sudah terlalu mahal sehingga potensi kenaikan harganya cukup kecil. Ini berbeda dengan harga properti di daerah yang berharga lebih murah sehingga potensi kenaikannya lebih besar.

"Karena ini baru, jadi harus memberikan imbal hasil yang menarik untuk investor. DIRE ini kamu sudah dalam proses analisa, sekarang masih kami jajaki dari sisi komersialnya," katanya di Jakarta, Kamis (25/1/2018).

Dia menjelaskan, ada dua pertimbangan perusahaan dalam menentukan lokasi untuk produk alternatif ini. Pertama dari sisi  yield, dan kedua dari sisi potensi kenaikan harga. Untuk kawasan Jakarta, kata dia, potensi yield dan kenaikan harga memang cukup menarik.

Namun hal tersebut tidak akan signifikan karena harga awal properti di kawasan ibu kota sudah mahal. Sementara itu, di daerah lain  yield tidak setinggi di Jakarta, tapi potensi kenaikan lebih besar karena harga pada saat pembelian harganya lebih murah.

"Dari sisi komersialnya yang paling penting. Kalau dihitung yield tidak memenuhi ekspektasi investor mungkin tidak bisa dipaksakan untuk launching," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper