Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) berencana melepas cucu usaha PT Pelindo Energi Logistik (PEL) lewat penawaran umum perdana (IPO) pada 2019. Perseroan bakal memoles kinerja PEL dengan sejumlah pengembangan usaha sebelum sahamnya dilepas ke publik.
Direktur Utama Pelindo III, Ari Askhara mengatakan PEL saat ini menggeluti bisnis pengangkutan gas dan penjualan bahan bakar minyak di kawasan pelabuhan. Pelindo III memiliki 90% saham PEL lewat anak usaha PT Pelindo Marine Services. Adapun sisa saham PEL dimiliki PT Jaya Samudra Karunia Gas.
Ari menuturkan, di bisnis gas, PEL mengangkut gas dari Bontang dan Tangguh ke floating storage unit (FSU) Pelabuhan Celukan Bawang, Bali. Gas kemudian disalurkan lewat kapal pengumpan ke beberapa pembangkit listrik seperti Semarang, Makassar, dan Pomala. Model bisnis PEL diklaim satu-satunya yang ada di Asia sehingga menjadi keunikan perusahaan.
Selain gas, PEL juga menjual bahan bakar minyak ke sejumlah perusahaan dan kapal di kawasan pelabuhan. Di bisnis ini, PEL bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero). PEL memanfaatkan ceruk pasar yang belum digali di kawasan pelabuhan yang dikelola Pelindo III.
Dari kegiatan usaha tersebut, PEL diestimasi meraup laba hingga Rp80 miliar di akhir 2017 atau meningkat 166% dibandingkan pencapaian sepanjang 2016. Tahun depan, PEL diperkirakan bisa meraup laba hingga Rp210 miliar atau hampir tiga kali lipat dari perkiraan laba tahun ini.
''Untuk IPO, kan harus untung tiga tahun berturut-turut. Jadi tahun ini laba bersihnya Rp80 miliar, 2018 Rp210 miliar, di tahun 2019 kami akan IPO-kan PEL," jelasnya kepada Bisnis.com di Jakarta, Selasa (19/12/2017).
Ari mengungkapkan kendati bermain di bisnis angkutan gas, PEL tidak membeli kapal sendiri karena investasi kapal dinilai terlau mahal. PEL memilih menyewa kapal dan FSU dari perusahaan lain. Dia menambahkan, PEL bakal menggelar tender untuk sewa armada dalam rangka pengembangan usaha di tahun depan. Sejumlah perusahaan yang ikut tender antara lain perushaan dari Grup Humpuss, Grup Asera, dan China Communication Construction Group.