Bisnis.com, JAKARTA—PT Pindad (Persero) akan menerbitkan Medium Term Notes Pindah Tahun 2017 Seri B senilai Rp107 miliar dengan kupon tetap 9,25% per tahun.
Penerbitan MTN ini merupakan bagian dari program penerbitan MTN Pindad pada November-Desember 2017 dengan target dana Rp1 triliun. Ini merupakan penerbitan MTN Pindad untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Berdasarkan keterbukaan informasi Kustodian Sentral Efek Indonesia, surat utang dengan kode MTN PIND01BXMF dan kode ISIN IDH0000455B9 ini akan didistribusikan secara elektronik esok, Selasa (28/11/2017).
Surat utang ini memiliki tenor 3 tahun, atau akan jatuh tempo pada 28 November 2020 mendatang. MTN ini dicatatkan dengan satuan perdagangan dan satuan pemindahbukuan sebesar Rp1 miliar. Pembaran bunga pertama kali akan dilakukan pada 28 Februari 2018.
Bertindak selaku agen pemantau yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., sementara arranger yakni PT Danareksa Capital dan PT Danareksa Sekuritas.
Sebelumnya, Uriep Budhi Prasetyo, Presiden Direktur Danareksa Capital mengatakan bahwa MTN Pindad akan terdiri atas 4 seri, yang mana masing-masing senilai Rp300 miliar, Rp200 miliar, Rp200 miliar, dan Rp300 miliar.
“MTN ini dapat rating dari Pefindo single A minus,” katanya belum lama ini.
Abraham Mose, Direktur Utama Pindad, mengatakan bahwa dana hasil penerbitan MTN tersebut akan digunakan untun modal kerja dan investasi di bisnis industri di luar alat pertahanan.
“Untuk investasi, dalam waktu dekat seperti yang saya sebutkan itu untuk pembangunan fasilitas produksi untuk generator dan kemudian industri alat-alat pertanian dan selain itu untuk mendukung produksi dari kendaraan-kendaraan tempur,” katanya.
Untuk generator, Pindad sebelumnya telah memproduksi generator kapasitas 8 megawatt (MW) sampai 10 MW. Di masa mendatang, Mose mengatakan terdapat kebutuhan generator berkapasitas 15MW-25MW.
“Kalau kita bicara 15MW-25MW itu kita butuh alat-alat pengujjan, pengetesan, yang membutuhkan fasilitas yang kapasitasnya lebih besar daripada 15 MW. Apakah itu winding machine-nya, pencelupannya, balancing machine-nya, mau tidak mau kita menambah kapasitas baru,” katanya.
Mose mengatakan pertumbuhan pendapatan dari produk di luar alat pertahanan ini cukup baik dalam 2 tahun belakangan. Menurutnya, Pindad telah memproduksi alat berat, ekskavator, crane hingga peralatan penunjang untuk kereta api.
Mose mengatakan pihaknya sejauh ini telah menjual 100 unit ekskavator. “Selain itu kita butuh juga investasi untuk pembangunan alat-alat pertanian karena kita akan memproduksi 50 traktor multiguna untuk Kementerian Pertanian,” katanya.