Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) menargetkan bakal naik peringkat dari posisi ke-16 ke jajaran 10 bursa komoditas terbesar di dunia.
Direktur Utama ICDX Lamon Rutten optimistis target tersebut dapat direalisasikan dalam 3-4 tahun ke depan. Namun, jumlah investor, ragam produk, serta nilai dan frekuensi transaksi harus terus ditingkatkan. Saat ini, ICDX menangani transaksi 500.000 kontrak komoditas berjangka dalam setahun.
Dalam waktu dekat, lanjutnya, ICDX akan meluncurkan produk baru berupa futures timah, minyak WTI (West Texas Intermediate), emas berjangka, dan indeks mata uang asing (forex).
Baca Juga
"Produk futures timah dan forex punya tersebut memiliki potensi yang besar. Investor yang transaksi di Singapura akan pengalihan ke bursa berjangka di Indonesia," kata Rutten dalam kunjungan ke kantor Bisnis.com, Senin (2/10).
Rutten memaparkan perkembangan ICDX juga didukung oleh kinerja mitra usahanya PT Indonesia Clearing House (ICH) dan anak usahanya PT ICDX Logistik Berikat (ILB).
ICDX Clearing House, lanjutnya, memiliki visi oleh menyajikan layanan penyelesaian transaksi di bursa berjangka dengan cepat dan tepat dari sisi pembayaran hingga penyerahan kontrak maupun komoditas dalam bentuk fisik.
Adapum ILB menjadi penyedia layanan logistik dan penyimpanan komoditas yang ditransaksikan di ICDX. Dalam waktu dekat, anak usaha yang resmi didirikan sejak setahun lalu itu akan melaksanakan ekspor perdana komoditas timah.