Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak mentah memanas seiring dengan ancaman Turki yang akan menghentikan pengiriman minyak dari Kurdi melalui wilayahnya.
Pada perdagangan Selasa (26/9/2017) pukul 13.23 WIB, harga minyak WTI kontrak November 2017 turun 0.09 poin atau 0,17% menuju US$52,13 per barel.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki dapat memutuskan menutup keran ekspor minyak dari Kurdistan karena wilayah Irak tersebut mengadakan referendum kemerdekaan. Padahal, Kurdi mampu mengirimkan minyak sebesar 700.000 barel per hari (bph).
Seperti diketahui, wilayah yang mencakup sebagian area Irak, Suriah, dan Turki itu melakukan pemilihan umum atau referendum pada Senin (25/9/2017).
“Jumlah minyak yang keluar dari rantai pasokan akan cukup signifikan. Reaksi harga menunjukkan hal itu. Peristiwa politik memang dapat melonjakkan harga,” papar analis Fat Prohets David Lennox, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (26/9/2017).
Selain itu, harga minyak juga ditopang pemangkasan produksi OPEC. Pada Agustus 2017, kepatuhan pemangkasan pasokan baru antara OPEC dan non-OPEC mencapai 116%, atau melampaui target sebesar 1,8 juta bph.
Asia Trade Point Futures dalam publikasi risetnya merokemendasikan buy terhadap WTI. Berikut analisis teknikalnya.
Support : US$49,01; US$49,69; US$50,90
Pivot : US$51,58
Resistan : US$52,79; US$53,47; US$54,68