Bisnis.com, JAKARTA—Buruknya data pengangguran mingguan AS dan hawkishnya respons pelaku pasar terhadap pidato Presiden Bank Sentral Eropa ECB Mario Draghi, membuat nilai tukar dolar AS bergulir lemah ke level terendah dalam 32 bulan terakhir.
Asia Trade Point Futures dalam laporannya Jumat (8/9/2017) menuliskan, bertambahnya angka klaim pengangguran mingguan AS serta hawkishnya respon pelaku pasar terhadap pidato Presiden Bank Sentral Eropa ECB Mario Draghi membuat nilai tukar USD bergulir lemah kelevel terendah dalam 32 bulan terhadap mata uang utama dunia lainnya.
Tercatat klaim pengangguran mingguan AS bertambah menjadi 298.000 jiwa atau lebih tinggi dari perkiraan pelaku pasar sebesar 245.000 jiwa. Sementara itu, pidato dari Draghi yang penuh dengan percaya diri bahwa ECB akan memutuskan langkah-langkah kebijakan moneter pada musim gugur mendatang, di respon hawkish oleh pelaku pasar.
Sentimen ini membuat mata uang euro menguat sebesar 0.87% terhadap USD sedangkan indeks USD pada akhir perdagangan semalam tercatat ditutup dilevel 91.50 atau melemah sebesar 0.57%.
Di sisi lain kehati-hatian pelaku pasar terhadap potensi kembali memanasnya situasi di semenanjung Korea membuat nilai mata uang JPY terus diburu dan tercatat nilai tukar mata uang JPY menguat sebesar 0.72% terhadap USD.
Pada perdagangan Jumat (8/9/2017) pukul 9.00 WIB, indeks dolar AS turun 0,16 poin atau 0,17% menuju 91,503. Sepanjang tahun berjalan, harga merosot 10,48%.