Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melanjutkan penguatan seiring dengan negatifnya data tenaga kerja Amerika Serikat dan masih memanasnya risiko geopolitik global.
Pada perdagangan Senin (4/9/2017) pukul 8.30 WIB, harga emas spot naik 8,47 poin atau 0,64% menuju US$1.333,70 per troy ounce. Adapun emas comex kontrak Desember 2017 menghijau 8,60 poin atau 0,65%.
Asia Trade Point Futures (ATPF) dalam publikasi risetnya hari ini menyampaikan, penguatan. nilai mata uang USD tidak memberikan dampak negatif terhadap harga emas.
Data Non Farm Payroll (NFP) periode Agustus 2017 hanya mencapai 156.000 pekerja dibandingkan ekspektasi pasar sebesar 180.000 pekerja. Rerata upah per jam pun senilai 0,1%, lebih rendah dari estimasi 0,2%. Adapun tingkat pengangguran menyentuh level 4,4%, di atas proyeksi konsensus 4,3%.
Senior Research and Analyst ATPF Andri Hardianto menyampaikan, kendati tiga data tenaga kerja AS memburuk, pelaku pasar percaya The Fed akan tetap melakukan pengetatan kebijakan moneter. Kalaupun The Fed tidak jadi menaikkan suku bunga lanjutan pada 2017, investor optimistis akan adanya normalisasi aset sebesar US$4,5 triliun.
Pelaku pasar justru tetap memburu emas seiring dengan melemahnya data tenaga kerja AS yang dirilis pada hari Jumat (1/9/2017). Tercatat harga emas mampu ditutup menguat dilevel tertinggi sembilan bulan.
Baca Juga
Kondisi lain yang turut memberikan sentimen positif terhadap harga emas adalah ketegangan geopolitik yang masih tetap menghangat di semenanjung Korea. Sentimen ini membuat investor beralih kepada aset haven.