Bisnis.com, JAKARTA – CIMB Securities Indonesia mempertahankan peringkat overweight terhadap produsen rokok.
Meski ada penaikan tarif cukai sebesar 7% per tahun sejak 2009 hingga 2016, nilai penjualan rokok terus naik sebesar 13% per tahun dengan kenaikan jumlah batang rokok sebesar 3% per tahun.
Empat produsen utama rokok pun terus mencatat penaikan pangsa pasar hingga sebesar 79% pada 2017, disebabkan peraturan pemerintah yang mendukung produsen besar.
CIMB Securities Indonesia mengatakan seiring dengan perbaikan ekonomi, pertumbuhan penjualan rokok berpotensi terjadi, meski hanya sebesar 1% year-on-year (y-o-y).
Rokok jenis Low Tar Low Nicotine (LTLN) masih menjadi pendorong utama penjualan rokok, melebihi Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM).
“Belakangan, rokok Mid Tar lebih disukai karena harganya lebih murah 20% dari rokok LTLN dan SKM ternama. Hal ini mengindikasikan penurunan daya beli masyarakat,” tulis CIMB Securities Indonesia dalam riset yang terbit pada Minggu (27/8/2017).
Baca Juga
Oleh karena itu, dengan target penaikan pendapatan cukai pemerintah pada 2018 yang hanya sebesar 1% y-o-y, ada sentimen positif bahwa tarif cukai naik di bawah 10% y-o-y. CIMB Securities Indonesia memprediksi sebesar 6%.
Hal ini berpotensi mendorong pembelian karena masyarakat dapat menyesuaikan penaikan harga tersebut (karena penaikan tarif cukai), ditambah lagi beberapa merek sudah mencapai Rp20.000 per bungkus.