Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Latihan Militer Korsel-AS, Pasar Asia Bergerak Mixed

Bursa saham Asia bergerak mixed pada perdagangan siang ini, Senin (21/8/2017), di saat para investor menantikan latihan militer bersama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) serta menjelang pertemuan tahunan antar para banker bank sentral global.
BUrsa Asia/Reuters
BUrsa Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia bergerak mixed pada perdagangan siang ini, Senin (21/8/2017), di saat para investor menantikan latihan militer bersama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) serta menjelang pertemuan tahunan antar para banker bank sentral global.

Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% pada pukul 2.29 siang waktu Tokyo (pukul 12.29 WIB). Indeks Topix Jepang dan indeks Kospi Korea Selatan masing-masing turun 0,1%, sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia melorot 0,7%.

Di sisi lain, pergerakan indeks Hang Seng di Hong Kong bertambah 0,5% dan indeks Shanghai Composite naik 0,3%.

Indeks acuan di Tokyo, Seoul, dan Sydney turun di tengah tipisnya volume perdagangan. Sementara itu, indeks saham AS pada perdagangan Jumat (18/8) berakhir di posisi lebih rendah setelah Gedung Putih mengumumkan bahwa Steve Bannon akan meninggalkan posisinya sebagai kepala strategi pemerintahan Presiden Donald Trump.

Mundurnya Bannon mungkin mengakhiri sebagian kejatuhan dari pernyataan Trump tentang kekerasan di Charlottesville, Virginia, yang terus mempertanyakan kemampuannya untuk fokus pada rencana untuk mendongkrak perekonomian.

Sementara itu, investor masih bersikap hati-hati pasca serangan teror di Barcelona serta di tengah memanasnya tensi di semenanjung Korea.

Presiden Korsel Moon Jae-in hari ini dikabarkan memberi peringatan kepada Korea Utara untuk tidak menggunakan latihan militer tahunan negaranya dengan AS sebagai alasan untuk melancarkan provokasi lebih lanjut.

“Latihan itu sama sekali tidak ditujukan untuk meningkatkan ketegangan militer di semenanjung Korea,” tegas Moon dalam sebuah pertemuan kabinet, seperti dikutip dari Bloomberg.

“Korea Utara seharusnya tidak pernah mengganggu upaya kita untuk menjaga perdamaian serta menggunakannya untuk membenarkan tindakan provokatif yang memperburuk situasi,” lanjutnya.

Menurut data EPFR Global, investor telah menarik dana saham senilai sekitar US$1,3 miliar sepanjang pekan yang berakhir 16 Agustus akibat meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea.

Aliran dana keluar dari saham AS bahkan mencapai tiga kali lipatnya. Hal ini menunjukkan keraguan tentang rencana stimulus Trump yang menambah kekhawatiran investor, sejalan dengan teror yang memukul Spanyol setelah sebuah van menabrak kerumunan pejalan kaki di Barcelona pekan lalu.

Dengan sedikitnya rilis data ekonomi pekan ini, fokus pasar tertuju pada pernyataan kebijakan yang akan dirilis dari Jackson Hole, Wyoming. Gubernur bank Sentral AS The Federal Reserve Janet Yellen dan Gubernur European Central Bank Mario Draghi direncanakan turut hadir dalam pertemuan bankir bank sentral akhir pekan ini.

Tema pertemuan tahun ini adalah “Foster the Dynamic Global Economy”. Tema ini diusung saat inflasi AS dan sejumlah negara lain terus menerus lesu sehingga menyuramkan prospek pertumbuhan yang berkelanjutan dan kuat di seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper