Bisnis.com, JAKARTA – Titik terang dari empat isu krusial Freeport, serta gejala anomali ekonomi Indonesia menjadi sorotan media massa hari ini, Kamis (27/7/2017).
Berikut ringkasan topik utama di sejumlah media nasional hari ini:
Titik Terang 4 Isu Krusial Freeport. Empat isu krusial dalam negosiasi pemerintah Indonesia dan Freeport mendapatkan titik terang menyusul hasil pertemuan yang dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan CEO Freeport–McMoRan Richard C. Adkerson di Houston, Amerika Serikat. (Bisnis Indonesia)
Gejala Anomali Ekonomi Indonesia. Ekonomi Indonesia memasuki masa anomaly. Lihat saja, sejumlah indikator makro ekonomi, seperti nilai tukar rupiah, inflasi, dan pasar modal menunjukkan perbaikan. Di sisi lain, sektor riil, industri, dan daya beli lesu. (Kontan)
Prospek Investasi Semester II-2017 Lebih Suram. Lengkap sudah tanda-tanda perlambatan laju ekonomi dalam negeri. Setelah pelemahan daya beli konsumen, belanja pemeirntah, dan ekospor impor, pertumbuhan realisasi investasi Indonesia juga menunjukkan pelemahan. (Kontan)
Bangunkan ‘Dana Tidur’. Pemerintah kini mengandalkan dana-dana publik yang dinilai bisa dimanfaatkan lebih maksimal untuk membiayai proyek-proyek strategis nasional, terutama infrastruktur. (Bisnis Indonesia)
Penjualan Apartemen dan Kodominium Semester I Lesu. Penjualan apartemen dan kondominium di Jakarta sepanjang semester I/2017 belum menggembirakan karena para pengembang masih menahan peluncuran proyek baru. (Bisnis Indonesia)
Batam Jadi Kawasan Khusus. Pemerintah berencana mengubah status Batam dari zona perdagangan bebas menjadi kawasan ekonomi khusus. Adapun pengelolaannya masih dibahas dengan opsi pelibatan sejumlah pemangku kepentingan seperti BP Batam, pemerintah daerah dan swasta. (Bisnis Indonesia)
Tingginya PER Picu Capital Outflow. Tingginya rasio harga saham terhadap laba bersih per saham (price to earnings ratio/PER) indeks harga saham gabungan membuat para investor asing terus membukukan aksi jual bersih sejak 4 Juli 2017. (Bisnis Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
