Bisnis.com, JAKARTA—Harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder pada perdagangan hari ini, Selasa (11/7/2017) diproyeksikan akan bergerak variatif dengan peluang terjadinya penurunan harga jelang lelang penjualan SUN hari ini.
I Made Adi Saputra, analis obligasi MNC Sekuritas, mengatakan peluang penurunan tersebut disebabkan karena pengaruh sentimen negatif perkiraan melebarnya defisit APBN 2017.
Pemerintah pekan lalu mengungkapkan proyeksi defisit anggaran tahun ini akan mencapai 2,92% setelah menimbang proyeksi penerimaan dan belanja negara tahun ini berdasarkan usulan APBN-P 2017 yang disampaikan kepada DPR pekan lalu.
Meski pemerintah mengaku akan mengupayakan penghematan anggaran sehingga defisit bisa ditekan di level 2,67%, proyeksi tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan proyeksi awal APBN 2017 yang sebesar 2,41%.
Meski harga berpotensi menurun, Made menilai penurunan imbal hasil US Treasury akan membatasi penurunan tersebut.
Made mengatakan, secara teknikal harga seri - seri SUN cenderung bergerak pada tren konsolidasi. Sedangkan, seri-seri SUN sudah mulai menjauhi area jenuh beli (overbought) sehingga membuka peluang untuk terbatasnya penurunan harga SUN pada perdagangan hari ini.
Kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menguat terbatas sebesar 1,00 pts pada level Rp13.398,00 per dollar Amerika bergerak pada kisaran Rp13.388,00 hingga Rp13.415,00 per dollar Amerika.
Melemahnya nilai tukar rupiah tersebut di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap mata uang dollar Amerika.
Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Dollar Taiwan (TWD). Adapun mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Dollar Singapura (SGD)
Made mengatakan, dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, pihaknya menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.
“Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih akan bergerak berfluktuasi seiring dengan kondisi ekonomi yang terjadi di Indonesia, sehingga kami melihat SUN yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang menarik seperti seri FR0066, FR0048, FR0072, FR0050, FR0057,FR0062, FR0067, ataupun ORI013,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa (11/7/2017).
Adapun, pada perdagangan kemarin, pasar SUN masih diwarnai kenaikan imbal hasil antara 3-40 bps karena masih dipengaruhi oleh perkiraan melebarnya defisit APBN 2017 serta jelang lelang penjualan SUN hari ini.
Volume perdagangan SUN senilai Rp6,65 triliun dari 26 seri SUN yang diperdagangkan, sementara volume perdagangan obligasi korporasi senilai Rp963,9 miliar dari 34 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.