Bisnis.com, JAKARTA—Mayoritas harga logam melemah seiring dengan proyeksi bertumbuhnya pasokan global.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (5/7/2017), harga tembaga tertekan oleh pengoperasian kembali tambang Zaldivar di Cile. Sebelumnya produksi tambang tersebut berkurang akibat aksi mogok pekerja.
Sementara harga nikel tertekan oleh penambahan ekspor dari Indonesia. Kemarin, Kementerian ESDM kembali menerbitkan izin ekspor bijih nikel kadar rendah kepada PT Ceria Nugraha dan bauksit untuk PT Dinamika Sejahtera Mandiri.
Pada penutupan perdagangan Selasa (4/7/2017) di London Metal Exchange (LME), , harga nikel turun 210 poin atau 2,24% menujuu US$9.180 per ton. Harga merosot 8,38% secara year to date (ytd), terendah di antara logam lainnya.
Adapun tembaga menurun 36 poin atau 0,61% menuju US$5.892 per ton. Sepanjang tahun berjalan harga masih naik 6,44%.
Pada waktu yang sama, harga timah merosot 200 poin atau 0,99% menjadi US$19.950 per ton. Secara ytd harga terkoreksi 5,56%.
Logam timbal turun 37 poin atau 1,58% menuju US$2.300 per ton. Secara ytd, harga naik 14,06%, tertinggi di antara logam lainnya.
Seng juga melemah 12 poin atau 0,43% menjadi US$2.793 per ton. Secara ytd, harga naik 8,42%.
Sementara itu, aluminium menjadi satu-satunya logam yang meningkat pada perdagangan kemarin. Harga naik 1 poin atau 0,05% menuju US$1.928 per ton. Sepanjang tahun berjalan, harga menguat 13,88%.