Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LRNA Siapkan Sejumlah Strategi Bisnis Baru

Emiten transportasi PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. menyiapakan sejumlah strategi untuk mendongkrak lagi kinerja perseroan setelah melemah akibat sejumlah perubahan besar di industri transportasi massa domestik.
Managing Director Commercial Vehicle Mercedes Benz Indonesia Ralf Kraemer (kiri), bersama Managing Director PT Lorena Transport Tbk Dwi Rianta Soerbakti berfoto dengan bis Mercedes Benz 2542 Double Deckers, di Jakarta, Selasa (6/6)./JIBI-Dedi Gunawan
Managing Director Commercial Vehicle Mercedes Benz Indonesia Ralf Kraemer (kiri), bersama Managing Director PT Lorena Transport Tbk Dwi Rianta Soerbakti berfoto dengan bis Mercedes Benz 2542 Double Deckers, di Jakarta, Selasa (6/6)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten transportasi PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. menyiapakan sejumlah strategi untuk mendongkrak lagi kinerja perseroan setelah melemah akibat sejumlah perubahan besar di industri transportasi massa domestik.

G. T. Soerbakti, Direktur Utama Eka Sari Lorena Transport, mengatakan bahwa perseroan secara bertahap mulai tahun ini akan mengubah model bisnis perseroan dari semula layanan Mass Public Transportation menjadi Boutique Mass Transportation.

Perubahan tersebut ditandai dengan dimulainya pengoperasian armada bus double decker atau bus tingkat Mercedes-Benz OC 500 RF 2542.

“Hal ini merupakan strategi perseroan untuk menciptakan product and services differentiation yang signifikan dibandingkan para pesaing,” katanya dalam siaran pers, Senin (3/7/2017).

Perseroan mengalami tekanan bisnis yang cukup besar sepanjang 2016. Secara umum, industri transportasi darat pada tahun lalu mengalami penurunan, baik untuk bus dalam kota maupun segmen antar kota antar provisnsi atau AKAP.

Tahun lalu, perseroan mengalami kerugian Rp28 miliar. Hal ini disebabkan oleh turunnya pendapatan perseroan dari segmen AKAP sebesar 23,44% secara year on year/ yoy dari Rp140,3 miliar menjadi Rp107,4 miliar dan dari segmen usaha Busway TransJakarta sebesar 14,58% yoy dari Rp17,42 miliar menjadi Rp14,88 miliar.

Hal ini disebabkan karena menurunnya jumlah penumpang untuk moda transportasi tersebut karena beralih pada kereta api dan pesawat terbang berbiaya murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper