Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham di Asia memperpanjang penguatannya pada perdagangan siang ini, Selasa (20/6/2017), ditopang oleh berlanjutnya rebound saham teknologi serta komentar hawkish dari seorang pejabat The Fed yang meredakan kekhawatiran tentang kekuatan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Indeks Topix Jepang naik sekitar 1% pada pukul 1.11 siang waktu Tokyo (pukul 11.11 pagi WIB), penguatan untuk hari ketiga ke level tertinggi sejak Agustus 2015. Adapun, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,4% seiring menurunnya performa bank-bank terbesar negara tersebut akibat pemangkasan peringkat oleh Moody’s Investors Service.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,1%, membalikkan penguatan sebelumnya dan indeks Shanghai Composite naik kurang dari 0,1%.
Bursa saham Hong Kong mengikis penguatan sebelumnya menjelang pengumuman keputusan MSCI Inc. tentang apakah akan menyetujui masuknya saham-saham emiten China dalam indeks acuannya.
Di sisi lain, obligasi AS turun pada hari Senin setelah Ketua Fed wilayah New York William Dudley mengatakan bahwa penghentian siklus pengetatan saat ini akan membahayakan ekonomi.
“Kami telah melihat beberapa data ekonomi yang tidak mengesankan baru-baru ini, namun Dudley tampak tidak terganggu olehnya, sehingga memberi kelegaan bagi pelaku pasar,” kata Toshihiko Matsuno, ahli strategi senior SMBC Friend Securities Co., seperti dikutip dari Bloomberg.
Dudley menyelaraskan pendapatnya dengan Gubernur Fed Janet Yellen dalam menyatakan harapan bahwa pasar tenaga kerja yang ketat pada akhirnya akan memicu rebound data inflasi yang secara tidak terduga telah melambat dalam beberapa bulan terakhir.
Komentarnya diikuti oleh ucapan dari Ketua Fed wilayah Chicago Charles Evans, yang mengatakan bahwa kondisi saat ini mendukung kenaikan suku bunga yang sangat bertahap dan pengurangan neraca.
Pekan lalu, rapat kebijakan bank sentral AS The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya dalam enam bulan dan terus mendorong rencana untuk mulai mengurangi neraca keuangan senilai US$4,5 triliun tahun ini.
Pasar selanjutnya menantikan pernyataan Wakil Gubernur Fed Stanley Fischer hari ini waktu setempat, berikut sejumlah pejabat Fed lainnya sepanjang pekan ini. Sementara itu, MSCI Inc. akan mengumumkan apakah akan menyetujui masuknya saham-saham emiten China dalam indeks acuannya.
Pasar darat China, dengan nilai US$6,8 triliun adalah yang terbesar kedua di dunia dan berkontribusi sebesar 9% dari nilai saham global, sebelumnya telah ditolak untuk dimasukkan dalam indeks sebanyak tiga kali oleh MSCI karena sejumlah isu termasuk kontrol modal dan penghentian perdagangan yang panjang.