Bisnis.com, BEKASI—Emiten pengembang kawasan industri PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. dalam waktu dekat akan segera menutup penjualan lahan industri seluas 7 hektare pada bulan ini, menambah total realisasi penjualan lahan tahun ini dari 12 hektare menjadi 19 hektrare.
Seri, Head of Investor Relation Bekasi Fajar, mengatakan bahwa hingga Mei lalu perseroan telah menjual lahan seluas 12 hektare (ha) kepada dua perusahaan. Seluas 7 ha di antaranya dijual kepada perusahaan consumer goods patungan antara lokal dan asing yang merelokasi industrinya dari Jakarta ke Bekasi, sedangkan 5 ha lainnya dijual kepada perusahaan otomotif dari Jepang.
Seri mengatakan, saat ini perseroan dalam proses penjualan lahan baru lagi kepada perusahaan Jepang lainnya di bidang industri elektronik. Rencananya, lahan yang akan dibeli tersebut mencapai 7 ha.
“Kami cukup optimistis untuk bisa mencapai target penjualan kami antara 30 hektare sampai 40 hektare tahun ini karena kira-kira dalam bulan ini kami bisa close sekitar 7 hektare lagi, sedangkan di inquiry kami ada sekitar 68 hektare yang cukup serius ingin membeli,” katanya dalam acara paparan publik, Kamis (8/6/2017).
Seri mengatakan, lahan tersebut akan dijual dengan harga yang relatif sama dengan yang sebelumnya, yakni antara Rp2,5 juta hingga Rp3 juta per meter persegi (m2). Artinya, perseroan berpotensi meraup tambahan marketing sales senilai Rp175 miliar hingga Rp210 miliar.
Emiten dengan kode saham BEST ini semula menargetkan marketing sales lahan industri tahun ini dapat mencapai antara 25 ha hingga 30 ha, atau relatif sama saja dengan tahun lalu. Tahun lalu, perseroan berhasil membukukan penjualan lahan seluas 30,7 ha dengan harga rata-rata Rp2,7 juta, tetapi sebagian besarnya yakni seluas 24,3 ha baru terjual pada kuartal terkahir tahun lalu.
Namun, pada awal tahun ini perseroan menemukan adanya peningkatan minat dan permintaan terhadap lahan industri, seiring kondisi ekonomi yang diproyeksikan membaik serta optimisme industri untuk berekspansi.
Terbukti, pada semester pertama tahun ini saja perseroan sudah akan membukukan total 19 ha setelah penjualan terakhir ditutup. Padahal, sepanjang tiga kuartal pertama tahun lalu perseroan hanya berhasil menjual 6,4 ha.
Atas dasar itulah perseroan memutuskan menaikan target marketing sales tahun ini menjadi antara 30 ha hingga 40 ha.
Dari segi pendapatan, perseroan juga cukup optimistis mematok target Rp1 triliun, meningkat sekitar 21% dari realisasi tahun lalu Rp824 miliar. Perseroan yakin bisa tetap mempertahankan margin EBITDA dan laba bersih masing-masing di atas 60% dan 40%.