Bisnis.com, JAKARTA— Emiten pengembang kawasan industri PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. menargetkan dapat menambah cadangan lahan antara 50 hektare hingga 60 hektare tahun ini.
Seri, Head of Investor Relation Bekasi Fajar, mengatakan bahwa perseroan menganggarkan belanja modal senilai Rp800 miliar pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, sebesar 80% digunakan untuk belanja lahan dan pengembangan infrastruktur kawasan industri.
Sementara itu, 20% lainnya untuk penyelesaian sejumlah proyek berjalan, seperti proyek perkantoran sebesar Rp70 miliar, tahap akhir hotel Enso Rp20 miliar, dan sisanya untuk pengembangan lain-lain termasuk water treatment plant.
“Kami menargetkan dari dana tersebut bisa menambah cadangan lahan antara 50 hektare hingga 60 hektare lagi tahun ini,” ungkapnya dalam acara paparan publik, Kamis (8/6/2017).
Adapun, di kawasan industri perseroan yang bernama MM2100 di Cikarang, Bekasi, emiten dengan kode saham BEST ini memiliki izin lokasi sekitar 2.300 hektare.
Lahan yang telah dikembangkan sejauh ini baru sekitar 500 hektare, sedangkan cadangan lahan bruto perseroan hingga akhir 2016 sudah mencapai 1.036 hektare atau netto-nya seluas 724 hektare.
Seri mengatakan, hingga saat ini perseroan sudah membelanjakan sekitar Rp300 miliar dari bujet belanja modal tahun ini. Dari nilai tersebut, perseroan sudah membeli lahan sekitar 23 haktare. Lahan yang dibeli tersebut masih berada di kawasan yang menjadi bagian dari izin lokasi yang dimiliki perseroan.
Sementara itu, tahun ini BEST berencana untuk menjual lahan seluas 30 hektare hingga 40 hektare. Hingga Mei lalu, perseroan sudah merealisasikan seluas 12 hektare dan kini dalam proses untuk menuntaskan penjualan 7 hektare lagi.
Di sisi lain, perseroan sudah menerima inquiries atau pernyataan minat serius sekitar 68 hektare dari sejumlah perusahaan industri yang berpotensi terjual pada tahun ini.