Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DOLAR AS: Pound Sterling Terkoreksi Pascateror Ketiga Inggris, Indeks Flat

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama pagi ini naik 0,05% atau 0,047 poin ke 96,762 pada pukul 09.57 WIB.
Uang dolar AS./JIBI-Abdullah Azzam
Uang dolar AS./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat (AS) terpantau bergerak flat pada perdagangan pagi ini (Senin, 5/6/2017), di tengah pelemahan kinerja mata uang pound sterling pasca serangan teroris terbaru yang memukul Inggris akhir pekan lalu.

Pergerakan dolar masih tertahan oleh hasil data pekerjaan AS yang mengecewakan yang sempat menekannya ke kisaran level terendah dalam tujuh bulan sekaligus mendorong para investor mencermati kembali prospek penaikan suku bunga Fed.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama pagi ini naik 0,05% atau 0,047 poin ke 96,762 pada pukul 09.57 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka naik tipis 0,01% atau 0,007 poin di level 96,722.

Pada saat yang sama, nilai tukar mata uang pound sterling turun 0,19% ke posisi US$1,2864 per pound, setelah dibuka melemah 0,26% di posisi 1,2855.

Dilansir Reuters, serangan teroris memukul Inggris pada hari Sabtu (3/6) dan telah menewaskan sedikitnya tujuh orang. Ini adalah serangan ketiga yang terjadi dalam waktu kurang dari tiga bulan di negara tersebut.

Serangan tersebut juga terjadi hanya beberapa hari menjelang pemilihan Inggris yang dijadwalkan akan digelar Kamis pekan ini. Sejumlah jajak pendapat menunjukkan bahwa keunggulan Perdana Menteri Inggris Theresa May atas Partai Buruh yang merupakan partai oposisi telah menyempit.

Di sisi lain, data nonfarm payroll AS menunjukkan pertambahan sebesar 138.000 pekerjaan pada Mei, lebih kecil dari prediksi para ekonom dalam survey Reuters untuk kenaikan sebesar 185.000 pekerjaan.

Angka itu menunjukkan hilangnya momentum dalam pasar tenaga kerja meskipun tingkat pengangguran turun ke level terendah dalam 16 tahun sebesar 4,3%.

Sementara pelaku pasar masih mengharapkan bank sentral AS The Federal Reserve untuk menaikkan suku bunganya bulan ini, ada pula perkiraan arah yang lebih dovish untuk paruh kedua tahun ini.

“Cerita pesimistis tentang data pekerjaan membebani dolar, karena the Fed masih diharapkan menaikkan suku bunganya pada bulan Juni. Namun sebagian besar pelaku pasar percaya bahwa suku bunga tak akan naik untuk waktu yang lama setelahnya,” kata Masashi Murata, ahli strategi mata uang untuk Brown Brothers Harriman di Tokyo.

Posisi indeks dolar AS                                       

5/6/2017

(Pk. 09.57 WIB)

96,762

(+0,05%)

2/6/2017

96,715

(-0,50%)

1/6/2017

97,198

(+0,28%)

31/5/2017

96,922

(-0,37%)

30/5/2017

97,280

(-0,17%)

 

 

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper