Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Gejolak Trump Hempas Harapan Kebijakan Reformasi, Wall Street Anjlok

Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) berakhir turun tajam pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), seiring menyusutnya harapan investor akan kebijakan pemotongan pajak dan kebijakan pro-bisnis lainnya
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) berakhir turun tajam pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), seiring menyusutnya harapan investor akan kebijakan pemotongan pajak dan kebijakan pro-bisnis lainnya pasca laporan bahwa Presiden Donald Trump telah mencoba campur tangan dalam suatu proses penyelidikan federal.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 1,78% ke 20.606,93, sedangkan indeks S&P 500 melorot 1,82% ke 2.357,03. Baik indeks S&P 500 dan Dow Jones mengalami penurunan terbesar yang terjadi dalam satu hari sejak 9 September.

Indeks Nasdaq Composite bahkan anjlok 2,57% atau 158,63 poin ke posisi 6.011,24, setelah mampu mencetak level penutupan tertinggi baru pada sesi perdagangan sebelumnya.

Nasdaq mengalami penurunan terbesar yang terjadi dalam satu hari sejak 24 Juni, setelah Inggris memutuskan untuk hengkang dari Uni Eropa.

Sektor finansial drop 3%, sementara sektor teknologi melemah 2,8%.

Dalam suatu catatan yang terungkap oleh media AS, mantan Direktur FBI James Comey menuliskan bahwa Trump telah memintanya untuk menghentikan penyelidikan terhadap mantan penasihat keamanan nasional AS, Michael Flynn, terkait komunikasi yang dilakukan oleh Flynn dengan Rusia.

Hal itu menambah pergolakan baru di Gedung Putih, setelah Trump tiba-tiba memecat Comey dan baru-baru ini dilaporkan telah mengungkapkan informasi teramat rahasia ke menteri luar negeri Rusia mengenai sebuah rencana operasi Negara Islam (ISIS).

Perkembangan tersebut meningkatkan keraguan bahwa Trump dapat menindaklanjuti janjinya untuk kebijakan pemotongan pajak, deregulasi, dan stimulus fiskal. Janji-janji tersebut sebelumnya telah membantu mendorong reli Wall Street pasca pilpres AS.

“Kami telah melihat agenda Trump tergelincir dan mencoba kembali ke jalurnya beberapa kali. Namun dengan adanya isu terkini, terlihat akan sulit untuk kembali ke jalurnya kembali,” ujar Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading, seperti dikutip dari Reuters (Kamis, 18/5/2017).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper