Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Pengurangan Produksi Disepakati Hingga Maret 2018, Brent Tembus Level 51

Harga minyak mentah dunia melonjak sekitar 1,5% pada perdagangan siang ini (Senin, 15/5/2017), setelah menteri energi Arab Saudi dan Rusia memberi pernyataan bahwa upaya pemangkasan produksi minyak mentah yang dipimpin OPEC akan diperpanjang hingga Maret 2018.
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia melonjak sekitar 1,5% pada perdagangan siang ini (Senin, 15/5/2017), setelah menteri energi Arab Saudi dan Rusia memberi pernyataan bahwa upaya pemangkasan produksi minyak mentah yang dipimpin OPEC akan diperpanjang hingga Maret 2018.

Harga minyak WTI kontrak Juni 2017 menguat 1,55% atau 0,74 poin ke US$48,58 per barel pada pukul 11.07 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,02% di posisi 47,85.

Adapun patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Juli 2017 menanjak 1,48% atau 0,75 poin ke US$51,59, setelah dibuka naik tipis 0,02% atau 0,01 poin di posisi 50,85.

Menteri energi Saudi Khalid al-Falih beserta rekannya dari Rusia Alexander Novak hari ini di ibukota China, Beijing, memberi pernyataan bersama atas kesepakatan untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak mentah dari pertengahan tahun ini hingga Maret 2018.

Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menyeimbangkan kembali pasar minyak mentah global.

Dalam sebuah briefing, seperti dilansir Reuters, Khalid al-Falih menegaskan bahwa langkah pemangkasan produksi berikutnya akan sesuai dengan kesepakatan yang berjalan saat ini.

Dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah briefing tersebut, kedua menteri sepakat untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk mengurangi persediaan global ke tingkat rata-rata lima tahun mereka serta menyatakan optimisme bahwa mereka akan mendapatkan dukungan untuk upaya perpanjangan periode tersebut dari produsen lainnya.

Mereka akan menyampaikan posisi mereka dalam pertemuan OPEC dan negara-negara lain pada 25 Mei di Wina.“Kesepakatan tersebut perlu diperpanjang mengingat kita tidak akan mencapai tingkat yang diharapkan pada akhir Juni. Oleh karenanya, kami beranggapan bahwa upaya itu kemungkinan lebih baik diakhiri pada akhir kuartal pertama 2018," ujar Khalid Al-Falih, seperti dikutip Bloomberg. 

Berdasarkan kesepakatan saat ini, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), di mana Arab Saudi adalah pemimpin de-facto, dan produsen lainnya termasuk Rusia berjanji untuk memangkas produksi sebesar hampir 1,8 juta barel per hari (bph) selama paruh pertama tahun ini.

Para produsen utama didesak untuk mempertimbangkan perpanjangan upaya pemangkasan, mengingat harga minyak mentah yang telah merosot sekitar US$50 per barel akibat pasar tetap dipenuhi oleh suplai bahkan setelah kesepakatan itu berjalan.

Rusia adalah produsen minyak terbesar di dunia, sementara Arab Saudi merupakan eksportir terbesar. Bersama-sama, mereka mengendalikan sekitar 20 juta bph dalam jumlah produksi harian atau setara dengan seperlima konsumsi global setiap hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper