Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suplai Tumbuh, Harga Kakao Tertekan

Harga kakao diprediksi mengalami tren bearish dalam jangka pendek akibat bertumbuhnya suplai dari sentral-sentral produksi, terutama di Afrika Barat.
Pekerja memeriksa buah kakao di Sunggal, Deli Serdang, Sumut, Selasa (8/1). /Bisnis.com
Pekerja memeriksa buah kakao di Sunggal, Deli Serdang, Sumut, Selasa (8/1). /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Harga kakao diprediksi mengalami tren bearish dalam jangka pendek akibat bertumbuhnya suplai dari sejumlah sentra produksi, terutama di Afrika Barat.

Pada perdagangan Rabu (3/5/2017) pukul 17:24 WIB, harga kakao di ICE Futures New York kontrak Juli 2017 turun 21 poin atau 1,16% menjadi US$1.784 per ton. Angka ini menunjukkan harga terkoreksi 15,56% sepanjang tahun berjalan.

Analis perusahaan riset Hightower Report Terry Roggensack menyampaikan, harga kakao mengalami tren bearish dalam jangka pendek. Pergerakan harga yang cenderung menurun disebabkan panen raya di pusat-pusat perkebunan di Afrika Barat.

Panen pertengahan musim (mid-corp) dimulai pada April 2017. Sentimen tersebut menyebabkan harga kakao global merosot 12% dalam bulan keempat tahun ayam api.

Menurut Roggensack, pasar juga melihat sentimen dari Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara yang mengimbau para petani meningkatkan produksi kakao. Sebagai produsen biji cokelat terbesar di dunia, Pantai Gading mengalami hambatan dalam melakukan panen akibat kerusuhan politik.

Sejumlah analis termasuk International Cocoa Organization (ICCO) memproyeksikan produksi kakao di Pantai Gading berkisar 1,9 juta-2 juta ton pada musim 2016-2017 yang dimulai Oktober 2016.

Sebagai informasi, perhitungan musim kakao dimulai Oktober dan berakhir pada September tahun berikutnya. Artinya, awal musim berada di kuartal keempat setiap tahunnya.

"Pasokan dari Afrika Barat cukup banyak pada musim ini. Apalagi dengan proyeksi Pantai Gading menghasilkan 2 juta ton," paparnya dalam riset, Rabu (3/5/2017).

Roggensack mengatakan, pasar sebetulnya mewaspadai perlambatan proses panen dan pengeringan akibat tingginya curah hujan. Namun, sejumlah analis justru berpendapat cuaca basah membantu pohon melakukan pembungaan, sehingga dapat memacu panen pada awal musim 2017-2018.

Melihat sentimen yang ada, sambungnya, pasar membutuhkan faktor permintaan yang kuat untuk memulihkan harga. Saat ini harga hanya dapat meningkat akibat oversold.

Dalam jangka pendek, harga kakao kontrak Juli 2017 akan berada di atas level suport US$1.787 per ton. Adapun level resisten yang harus ditembus agar peningkatan dapat berlanjut ialah US$1.860 per ton dan US$1.899 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper