Bisnis.com, JAKARTA--PT Reliance Securities memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (12/4/2017) bergerak pada rentang 5.570-5.648.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan erkonfirmasi bearish dengan break out support MA7, IHSG cenderung akan kembali tertekan. Adanya formasi bearish butterfly harmonic pattern dengan target koreksi hingga dikisaran level MA50 akan menjadi signal negatif pergerakan IHSG kedepan.
Adapun, momentum yang tinggi dengan perubahan arah menjadi momentum bearish di area overbought mengkonfirmasi pola dead-cross yang terjadi pada indikator stochastic. "Sehingga diperkirakan IHSG masih akan bergerak tertekan dengan range pergerakan 5.570-5.648," katanya dalam riset.
Sejumlah saham yang masih dapat dicermati diantaranya AKRA, ASII, BTPN, EXCL, TLKM, CTRA, dan PTPP.
Sementara itu, mayoritas bursa di Asia mengalami aksi jual investor hingga ditutup melemah. Pelemahan dipimpin oleh Indeks saham di Hongkong. Aset Haven melonjak seiring memanasnya geopolitik di mana Gedung Putih mengeluarkan peringatan kepada suriah dan ketegangan Korea Utara.
Kemudian ,ekuitas China diperdagangkan di Hong Kong jatuh ke terendah satu bulan sementara Jepang Topix tergelincir karena yen menguat setelah Machine tool orders naik signifikan sebesar 22,6% dari 9,1%. Saham Seoul memperpanjang penurunan terpanjang sejak Juni sebagai ketegangan atas Suriah dan Korea Utara tetap menjadi fokus.
Mengikuti mayoritas bursa di Asia, IHSG ditutup melemah 16,36 poin sebesar -0,29% dilevel 5.627,93 dengan indeks sektor konsumer yang memimpin pelemahan. Meskipun demikian investor asing terlihat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp558,37 miliar di saat investor domestik cenderung mengambil langkah hati-hati setelah meningkatnya permintaan atas Asset Haven.
"Sentimen selanjutnya akan ramai dengan data inflasi, tingkat pinjaman dan FDI di Tiongkok. Kemudian, malamnya data persediaan minyak di AS akan menjadi arah pergerakan harga minyak yang pada hari ini mulai turun 0,3% pasca menyentuh level US$53 per barrel."