Bisnis.com, JAKARTA--PT Reliance Securities memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (11/4/2017) bergerak mixed di kisaran 5.610-5.680.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan IHSG kembali menguji support kuat sejak awal Maret 2017 yakni Moving Average 7days yang sekarang berada di level 5.640 secara teknikal. Formasi bearish butterfly harmonic pattern menghantui pergerakan IHSG secara medium dimana support MA7 dan MA25 sebagai konfirmasinya.
Kemudian, indikator Stochastic dan RSI pun cenderung memberikan signal distribusi melihat kondisi IHSG yang telah jenuh beli. "Sehingga diperkirakan IHSG masih akan bergerak mixed tertekan dengan range pergerakan 5.610-5.680," katanya dalam riset.
Adapun, saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya ASII, CTRA, MPPA, TINS, WIKA.
Kemarin, bursa Asia ditutup bervariasi di mana sebagian besar indeks Asia tertekan kecuali Indeks saham di Jepang. Aksi jual investor di Korea Selatan memimpin pelemahan di mana won memimpin kerugian di antara mata uang utama atas spekulasi AS yang dapat mengambil sikap lebih agresif terhadap Rusia menjadi kekhawatiran geopolitik di Asia Utara. Sedangkan Indeks saham Jepang berhasil bertahan pada zona positif seiring pelemahan Yen.
IHSG sendiri ditutup turun 9,19 poin sebesar -0,16% di level 5.644,3 dengan volume perdagangan yang moderate. Indeks sektor pertanian menjadi penekan dengan melemah 1,72% disusul indeks sektor properti yang turun 1,18% pada perdagangan hari ini. Data penjualan eceran yang mencerminkan daya beli masyarakat ritel dalam negeri jauh dibawah ekspektasi turun di level 3,7% dari 6,3% yang merupakan level terendah sejak tahun 2015 dengan ekspektasi naik naik 6,5% menjadi salah satu alasan investor melakukan aksi jual diawal pekan.
IHSG SENIN
IHSG berakhir melemah 0,16% atau 9,19 poin ke level 5.644,30 pada perdagangan Senin (10/4/2017).
Dari 540 saham pada IHSG di akhir perdagangan hari ini, sebanyak 142 saham menguat, 185 saham melemah, dan 213 saham stagnan.
Tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir negatif, dipimpin oleh sektor pertanian (-1,72%) dan properti (-1,18%).
Adapun, sektor aneka industri dan industri dasar masing berakhir dengan kenaikan 0,72% dan 0,45%.
Menurut Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, Analis Binaartha Sekuritas, IHSG sempat menguat Senin pagi akibat dipengaruhi oleh efek positif dari hasil perilisan cadangan devisa RI yang melebihi ekspektasi pasar pada Jumat sore lalu.
Namun demikian, faktor eksternal memberikan tekanan pada IHSG, sehingga IHSG melemah, lantaran disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya pernyataan pejabat FOMC yang menegaskan bahwa The Fed sudah pasti akan menaikkan tingkat suku bunga secara gradual.
Pernyataan itu muncul setelah rilis data US Unemployment Rate yang menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan, yakni turun menjadi 4,5%. Faktor tersebut sempat membuat dolar AS menguat pada Jumat lalu.
“Efek dari foreign policy oleh Trump yang cenderung konfrontatif juga memberikan sentimen negatif terhadap IHSG. Misalkan, agresi militer AS secara unilateral melalui serangan udara terhadap pangkalan-pangkalan strategis di Suriah, akibatnya situasi di kawasan Timur Tengah cenderung memanas,” ujarnya, saat dihubungi Senin (10/4/2017).
Ditambah lagi adanya rencana manuver oleh US Navy dalam menunjukkan aksi show of force di Semenanjung Korea pada pekan ini yang bertujuan untuk mengantisipasi ketegangan di Semenanjung Korea akibat kebijakan Korea Utara dalam mengembangkan program persenjataan nuklirnya.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 berakhir melemah 0,34% atau 1,68 poin ke 491,97 setelah dibuka dengan kenaikan 0,24% di posisi 494,83.
Di pasar regional, pergerakan bursa saham terpantau bervariasi dengan indeks SE Thailand (-0,15%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,13%), indeks PSEi Filipina (+0,45%), sedangkan indeks FTSE Straits Time Singapura bergerak stagnan.