Bisnis.com, JAKARTA -- Adani Group asal India berencana memulai penggalian batubara pada proyek Carmichael senilai US$16,5 miliar di Australia pada 2020.
Rencana itu akan diimplementasikan setelah munculnya aksi protes lingkungan yang menghambat tahap pertama tambang. Gautam Adani, Chairman Adani Group, mengatakan kelompok usahanya akan mulai menggarap proyek itu tiga bulan setelah mendapat persetujuan akhir dari pemerintah federal Australia. Adani memperkirakan izin dari pemerintah Australia atas proyek di Basin Galilee, Queensland, itu terbit pada awal Mei.
Protes terhadap proyek batu bara terbesar Australia itu telah menghambat produksi serta mendorong perusahaan untuk memangkas kapasitas tambang bawah tanah sebesar 38%. Pemerhati lingkungan khawatir bahwa pembangunan akan mengancam spesies tertentu rentan, termasuk kadal, yang dikenal sebagai yakka skink, serta Great Barrier Reef.
Proyek Carmichael ditujukan untuk bahan bakar pembangkit listrik bagi 100 juta penduduk India dan menciptakan 10.000 pekerja baru di Queensland.
Annastacia Palaszczuk, Menteri Utama Queensland, mengatakan sebagian besar persetujuan telah dilalui. "Kami tidak percaya akan ada hambatan untuk legislasi akhir melalui parlemen federal dan kondisi lingkungan telah dilampirkan juga," katanya seperti dikutip Bloomberg, Minggu (19/3/2017).
Palaszczuk yang berkunjung ke Mundra Port milik Adani Group di Gujarat tidak memberikan kerangka waktu atas persetujuan akhir. Proyek batubara Carmichael termasuk tambang batubara dan sambungan rel ke pelabuhan Abbot Point kali pertama disusun pada 2010.
Adani Group telah menanam modal sebesar US$3,3 miliar untuk tambang batubara, jalan kereta api, dan proyek pelabuhan di Australia. Adani mengatakan perusahaan itu mengdopsi strategi berbeda untuk membangun tambang.
"Kami akan menurunkan kapasitas tambang bawah tanah dan menjaganya di angka 25 juta ton, bukan 40 juta ton, pada tahap pertama," katanya.
Langkah itu akan membantu perusahaan menghemat biaya, yang akan dialihkan untuk mendanai fasilitas pelabuhan.
Adani yang memiliki kekayaan US$6,2 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index, itu menyatakan kelompok usahanya layak masuk ke Northern Australia Infrastructure Fund atas setengah dari kebutuhan utang proyek. Perkiraan Adani, nilainya sekitar US$900 juta.
Dalam dua tahun ke depan, Adani Group akan membiakkan sekitar US$2,5 miliar untuk infrastruktur rel, dengan suntikan saham sekira US$800 dan sisanya berasal dari utang termasuk dari NAIF.