Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar poundsterling mencatatkan tren kenaikan dalam tiga hari terakhir sampai penutupan perdagangan pada akhir pekan ini. Peluang kenaikan suku bunga acuan Bank of England pada 2018 menjadi salah satu pemicunya.
Sampai akhir pekan ini, nilai tukar poundsterling mengalami kenaikan sebesar 0,29% menjadi US$1,23 per pounds. Posisi itu menjadi tren kenaikan dalam tiga hari berturut-turut setelah sempat jatuh ke level terendah pada bulan ini pada 14 Maret 2017 senilai US$1,21 per pounds, sebelumnya sejak 23 Februari 2017 sampai 14 Maret nilai pounds terus turun sebesar 3,2%.
Secara mingguan, pounds mampu menguat sebesar 1,47% dan bangkit setelah sepanjang pekan sebelumnya mata uang Negeri Ratu Elizabeth ini melemah sebesar 0,57%.
Kepala Ekonom Saxo Bank A/S Steen Jakobsen mengatakan, dalam pertemuan Bank of England (BOE) ada potensi nada hawkish atau peluang untuk melakukan pengetatan moneter dengan menaikkan suku bunga pasca momentum Brexit.
“Pasar melihat ada peluang sebesar 95% untuk BOE menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps [basis poin] pada September 2018. Persentase peluang itu lebih besar ketimbang sebelumnya pada Rabu pekan ini yang hanya sebesar 60% peluang kenaikan suku bunga acuan bank sentral Inggris tersebut,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Sabtu (18/3).
Di sisi lain, kenaikan nilai tukar pounds dalam beberapa hari terakhir kerap terjadi karena alasan katalis yang tidak jelas. Pergerakan intradays atau hariannya pun cukup fluktuatif, pada pergerakan akhir pekan ini saja sempat merosot 0,24% menjadi US$1,232 per pounds di tengah perdagangan, tetapi sampai penutupan kembali naik menjadi US$1,239.
Pelaku pasar menyebutkan, sempat terjerembabnya pounds pada perdagangan akhir pekan ini karena permintaan dolar AS pada korporasi sedang mengalami kenaikan.
Adapun, pasca Federal Reserve (the Fed), bank sentral Amerika Serikat (AS), menaikkan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate, sebesar 25 bps justru mendorong nilai tukar pounds menguat.
Ekonom David A. Meier menyebutkan, dengan nada BOE yang mengarah kepada pengetatan moneter membuat nilai tukar pounds lebih stabil untuk jangka pendek.
“Namun, kami tidak melihat pengetatan moneter akan dilakukan dalam jangka dekat,” sebutnya.