HARGA EMAS: Dolar Menguat, Harga Logam Mulia Tertekan Lebih dari Sepekan

Bisnis.com, JAKARTA – Laju harga emas terus melemah pada perdagangan hari kedelapan, Kamis (9/3/2017), menuju level terendahnya dalam lima pekan, akibat tertekan oleh penguatan dolar menjelang rilis data nonfarm payroll AS.

Harga emas Comex kontrak April 2017 melemah 0,33% atau 4 poin ke US$1.205,40 per ounce pada pukul 13.02 WIB, setelah dibuka turun 0,14% atau 1,70 poin di US$1.207,70 per ounce.

Pada saat yang sama, indeks dolar yang mengukur pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau lanjut menguat 0,12% atau 0,120 poin ke level 102,190 setelah ditutup dengan penguatan 0,26% atau 0,260 poin di posisi 102,070.

Seperti dilansir Reuters, para investor menantikan data nonfarm payroll untuk Februari yang akan dirilis Jumat pekan ini, sebagai barometer ekonomi AS setelah Gubernur Fed Janet Yellen pekan lalu menyatakan kemungkinan bagi bank sentral AS tersebut untuk menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan kebijakan tanggal 14-15 Maret, apabila data pekerjaan dan inflasi mendukung.

“Jika data (nonfarm payroll) terlihat lebih baik dari ekspektasi pasar, maka akan menekan harga emas lebih lanjut,”ujar analis OCBC, Barnabas Gan.

Seperti diketahui, pergerakan logam mulia sangat sensitif terhadap tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan opportunity cost kepemilikan aset tidak berimbal hasil serta mendorong pergerakan dolar naik.   

Akibat lebih lanjut, harga komoditas dalam nilai greenback menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Laporan pekerjaan nasional oleh ADP kemarin menunjukkan angka pertambahan pekerjaan terbesar dalam lebih dari setahun pada Februari, mengisyaratkan tetap kuatnya ekonomi AS.

Sejalan dengan emas, harga perak kontrak Mei 2017 melemah 0,45% atau 0,078 poin ke US$17,220 per ounce, setelah dibuka turun 0,25% atau 0,043 poin di posisi 17,255.

Pergerakan emas dan perak di Comex (Commodity Exchange):

Sumber: Bloomberg