Bisnis.com, JAKARTA--Emiten sektor perkebunan PT Tunas Baru Lampung Tbk. berencana untuk menerbitkan surat utang global senilai maksimal US$200 juta melalui anak usahanya yang berbasis di Singapura, TBLA International Pte. Ltd.
Melalui prospektus ringkas yang dipublikasikan Jumat (3/3), direksi Tunas Baru Lampung menjabarkan dana hasil emisi global bond akan digunakan perseroan untuk menurunkan saldo pinjaman jangka menengah dan/atau jangka pendek.
Merujuk laporan keuangan kuartal III/2016, total utang bank jangka panjang dan jangka pendek emiten berkode saham TBLA ini mencapai Rp3,84 triliun. Nilai tersebut termasuk utang denominasi mata uang asing yang hingga 11 Februari 2017 mencapai US$48,17 juta dan jatuh tempo secara bertahap pada periode 2017-2022.
Untuk tujuan refinancing utang, TBLA berencana utnuk menerbitkan surat utang korporasi di pasar global melalui TBLA International Pte. Ltd., anak perusahaan
yang didirikan di Singapura.
"Perseroan berencana untuk menerbitkan bonds melalui TBLA International Pte. Ltd. dengan nilai sebanyak-banyaknya US$200 juta," tulis direksi perseroan.
Hasil dari penerbitan global bonds TBLA International Pte. Ltd. akan didistribusikan kepada cucu usaha Tunas Baru International Pte. Ltd. dalam bentuk setoran modal dan/atau pinjaman antar perusahaan (intercompany loan).
Anak usaha TBLA International Pte. Ltd. akan menyalurkan dana tersebut kepada TBLA melalui fasilitias pinjaman antar perusahaan (intercompany loan). Untuk itu, perseroan aka memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee) untuk menjamin kewajiban pengembalian dana oleh TBLA International kepada pemegang surat utang global.
Global bonds anak usaha emiten berkode saham TBLA itu akan dicatatkan dan diperdagangkan di bursa efek Singapura, Singapore Exchange Securities Trading Limited (high yield bonds).
Emisi global bonds diyakini dapat menurunkan pembayaran cicilan pokok atas pinjaman-pinjaman emiten yang bergerak di bidang industri minyak goreng sawit, minyak sawit (crude palm oil atau CPO) dan sabun, serta bidang perkebunan kelapa sawit, tebu dan gula.
"Likuiditas perseroan menjadi lebih baik mengingat bonds tidak memiliki amortisasi atas pinjaman serta memiliki suku bunga yang tetap. Selain itu, bonds juga akan digunakan untuk membiayai kegiatan umum perseroan yang nantinya juga akan meningkatkan likuiditas dan keuntungan," imbuh direksi TBLA.
Untuk melaksanakan rencana tersebut, lanjutnya, TBLA juga bakal meminta persetujuan pemegang saham dalam RUPS Luar Biasa yang akan digelar pada 10 April 2017.