Bisnis.com, JAKARTA— PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terus meningkatkan pembangunan infrastruktur pada tahun ini. Ada tiga inovasi yang akan dilakukan oleh KSEI pada 2017 ini.
Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi mengatakan sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian di pasar modal, KSEI harus terus berinovasi membangun jaringan demi memudahkan investor. Tahun ini, ada tiga inovasi yang tengah dirancang oleh KSEI dan akan segera direalisasikan tahun ini.
Pertama, tahun ini KSEI akan membuat e-voting atau electronic voting. Menurutnya, ini akan jadi terobosan di pasar modal dan di Indonesia, lantaran mempermudah investor. Data KSEI menunjukkan, lebih dari 40% investor di Indonesia punya seratus lebih saham.
“Dan tidak semua investor berdomisili di Indonesia, mereka ada yang tinggal di luar negeri dan sebagainya, kalau RUPS mereka ingin ikut voting. Jadi, investor asing selalu bertanya kapan di Indonesia ada fasilitas e-voting untuk mempermudah mereka meng-exercise hak mereka,” katanya saat berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia, Senin (6/2/2017).
Implementasi e-voting terdiri dari jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek yakni implementasinya dengan berdasarkan kepada peraturan yang ada, sedangkan jangka panjang dengan perubahan undang-undang. Kalau sekarang dengan aturan KSEI dan OJK sudah sangat bisa disesuaikan.
Menurutnya, sejumlah negara sudah menerapkan e-voting, yakni Belanda, Taiwan, dan sebagainya. Dia menilai, investor akan semakin percaya diri masuk ke pasar saham bila ada sistem e-voting ini.
“Kami rencakan tahun ini, sekarang masih dalam diskusi,” tambahnya.
Inovasi kedua tahun ini adalah re-design AKSes. Sebagai informasi, untuk menjamin kerahasiaan serta keamanan data dan informasi yang tersimpan dalam sistem KSEI tersebut, KSEI meluncurkan Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) KSEI pada tanggal 18 Juni 2009.
Fasilitas AKSes KSEI merupakan media informasi melalui jaringan internet yang berguna bagi investor sebagai nasabah Pemegang Rekening KSEI (Perusahaan Efek dan Bank Kustodian) untuk memonitor posisi dan mutasi Efek miliknya yang disimpan di satu atau beberapa Sub Rekening Efek di KSEI.
“Tapi sampai sekarang, yang mengakses AKSes ini belum banyak, paling tidak hanya 63.000 orang. Maka itu, kami ingin review kembali, apa yang kurang, apa sulit log-in, dan sebagainya,” jelas perempuan yang akrab disapa Kiki.
Ketiga, penerapan C-Best Next G. Menurutnya, C-Best ini jantung KSEI dan sudah waktunya untuk diperbarui. Hal ini sejalan dengan bursa yang mau meningkatkan frekuensi, nilai, dan lain-lain sehingga sistem penunjang harus mumpuni.
C-Best Next G ini sistem utama KSEI untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatannya hingga sepuluh kali lipat kapasitas sebelumnya, atau sekitar 20.000 penyelesaian transaksi per menit. Ini sebagai antisipasi peningkatan jumlah investor pasar modal maupun rata-rata transaksi harian.
“Ketiganya diharapkan rampung tahun ini. Kami memang lebih kepada bagaimana KSEI ini mendukung infrastrukturnya, seperti SID dengan cepat. Yang bisa kami bantu, dengan data yang ada di KSEI kita jadi bisa tahu sebaran investor.”