Bisnis.com, JAKARTA— MNC Securities memprediksi harga surat utang negara (SUN) masih akan bergerak terbatas jelang lelang penjualan SUN dan rapat dewan gubernur Bank Sentral AS.
Analis fixed income PT MNC Securities mengatakan hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan SUN dengan target penerbitan senilai Rp15 triliun dari lima seri SUN yang ditawarkan kepada investor.
Dia menilai, arah pergerakan harga SUN pada perdagangan hari ini akan ditentukan oleh hasil dari pelaksanaan lelang. Selain faktor lelang, terbatasnya pergerakan harga SUN pada perdagangan hari ini dipengaruhi oleh pelaku pasar yang akan mencermati pelaksanaan RDG Bank Sentral AS, yang merupakan pertemuan pertamanya di tahun 2017.
Analis memperkirakan bahwa Bank Sentral AS masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 0,50 - 0,75% setelah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps di akhir tahun 2016.
“Pelaku pasar yang masih akan mencermati beberapa agenda ekonomi dalam sepekan kedapan, maka kami perkirakan harga SUN masih akan cenderung bergerak dalam rentang perubahan harga yang terbatas,” katanya dalam riset.
Adapun secara teknikal, harga SUN secara keseluruhan masih berada pada tren penurunan, sehingga hal tersebut akan membatasi peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek.
Dengan kondisi tersebut, investor disarankan untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang dapat mengikuti lelang penjualan Surat Utang Negara dimana pemerintah menawarkan dua seri SUN dengan tenor panjang yaitu FR0059 (15 Mei 2027) dan FR0074 (15 Agustus 2032).
Sementara itu, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan setelah kebijakan keimigrasian yang diambil oleh pemerintah Donald Trump meningkatkan kekhawatiran bagi pelaku pasar, sehingga mendorong investor untuk melakukan pembelian pada aset yang lebih aman (safe haven asset).
Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun terbatas pada level 2,488% begitu pula dengan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama, ditutup turun pada level 0,45% setelah koreksi yang terjadi di pasar saham sebagai respon atas kebijakan pemerintah Amerika Serikat.