Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas memprediksi rupiah bisa menguat pada perdagangan Kamis (26/1/2017) setelah dolar AS anjlok semalam.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan walaupun Dow Jones naik ke level tertinggi setelah Trump sepakat membangun tembok perbatasan Meksiko, indeks dolar justru anjlok, bahkan sempat turun di bawah 100.
Penurunan dolar tersebut sebagian juga dijelaskan oleh penguatan pound sterling yang sebelumnya melemah tajam. Menurutnya, setelah rilis angka penjualan rumah AS nanti malam, fokus akan beralih ke revisi PDB pada Jumat malam, sembari menunggu kebijakan lanjutan dari Trump.
Sementara itu, penguatan dolar AS di pasar global kembali menekan rupiah di perdagangan Rabu. Namun demikian, penguatan rupiah bisa kembali hari ini, melihat anjloknya indeks dolar semalam.
Hal tersebut juga didorong dari sentimen domestik, di mana pemerintah dan BI menyiapkan langkah menekan inflasi, pertanda semakin tingginya kekhawatiran terhadap kenaikannya di 2017. BI memperkirakan inflasi bisa naik ke atas 4% YoY di 2017.
“Inflasi yang naik lebih cepat dari inflasi rekan dagang Indonesia, bisa menyebabkan tekanan depresiasi rupiah di masa depan sehingga, biasanya, memaksa suku bunga acuan untuk menyesuaikan ke level yang lebih tinggi,” paparnya dalam riset.