Bisnis.com, JAKARTA— PT Waskita Karya Persero Tbk. (WSKT) mengumumkan divestasi 29% saham di PT Waskita Toll Road (WTR) ke PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan PT Taspen. Aksi tersebut diharapkan bisa memberikan dampak kontrak baru kepada WSKT.
Analis Mandiri Sekuritas Bob Setiadi, dalam risetnya, memaparkan bahwa setelah beberapa kali tertunda, akhirnya WSKT mengumumkan divestasi 29% saham di PT Waskita Toll Road (WTR) ke PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan PT Taspen.
Berdasarkan keterangan manajemen, kata Bob, WSKT akan segera menandatangani persetujuan untuk mengubah kepemilikannya di WTR dari kepemilikan penuh menjadi sebagian dengan menjual saham baru kepada perusahaan pembiayaan infrastruktur milik pemerintahan SMI (16%), dan dana pensiun untuk pegawai negeri Taspen (13%).
Adapun, total nilai transaksi untuk kepemilikan 29% mencapai Rp3,5 triliun. Ekuitas tambahan sebesar Rp3,5 triliun akan memperbesar modal WTR sebesar Rp8 triliun-Rp9 triliun dan mendorong emiten untuk menjadi lebih aktif dalam mengembangkan proyek yang sedang berjalan serta ikut tender jalan tol yang baru.
Sebagai kontraktor jalan tol terbesar di Indonesia, kontrak baru akan sangat berkaitan dengan kemampuan WTR untuk mendapatkan proyek baru jalan tol.Selain mempunyai kepemilikan dalam 15 proyek jalan tol (9 proyek sebagai mayoritas), WTR adalah bagian dari konsorsium yang dipimpin CMNP yang baru-baru ini dinyatakan sebagai pemenang tender jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (59 km).
Ke depannya, WTR berencana untuk memulai empat proyek baru jalan tol di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Sebagai tambahan, Bob menilai, WTR perlu menyiapkan total ekuitas sebesar Rp16 triliun pada 2020 untuk menyelesaikan seluruh proyek jalan tol.
Menurutnya, divestasi itu dapat membuat WTR mampu berpartisipasi dan menginisiasi proyek jalan tol baru, yang dapat memberikan kontrak baru kepada WSKT sebagai perusahaan induk.
“Kami masih tetap merekomendasi BUY dengan TP Rp3.200.Untuk 2017, WSKT menargetkan pencatatan kontrak baru Rp80 triliun, atau sekitar 10% YoY dari pencapaian 2016 Rp71 triliun,” paparnya dalam riset.