Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten kawasan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk. tengah menjajaki untuk bergabung dalam konsorsium badan usaha jalan tol yang akan menginisiasi pembangunan jalan tol Subang-Patimban.
Jalan tol tersebut akan menghubungkan ruas jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dengan Pelabuhan Patimban sejauh 38 km.
Johannes Suriadjaja, Presiden Direktur Surya Internusa, mengatakan konsorsium itu bakal melibatkan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Bila prakarsa perseroan dengan Jasa Marga mendapat lampu hijau dari badan pengatur jalan tol (BPJT), konsorsium itu memiliki kans untuk memenangkan tender karena sebagai inisiator memiliki hak untuk menyamakan atau right to match.
Menurut Johannes, saat ini perseroan masih menghitung biaya investasi yang bakal dibutuhkan untuk membangun jalan tol sepanjang 38 km itu. Bila semua berjalan sesuai harapan, pembangunan jalan tol bakal dimulai pada 2018. "Saat ini kami masih penjajakan dan proposalnya sedang worked out," jelasnya kepada Bisnis.com Selasa (24/1/2017).
Langkah emiten bersandi saham SSIA itu dalam menginisiasi tol Subang-Patimban itu ditengarai menjadi bagian dari rencana divestasi kepemilikan saham di tol Cipali. Johannes tidak membenarkan maupun menolak perihal ini.
Yang jelas, SSIA menyatakan membuka peluang divestasi kepemilikan saham di PT Bhaskara Utama Sedaya (BUS), pemilik 45% saham PT Lintas Marga Sedaya, operator tol Cipali. SSIA memiliki 60% saham di BUS.
Pada 17 Januari 2017 lalu, PT Saragoga Investama Sedaya Tbk. menjual sahamnya di BUS ke PT Astratel Nusantara senlai Rp2,5 triliun. SSIA diperkirakan bakal menempuh jalan yang sama dengan Saratoga.
Mandiri Sekuritas dan Deutsche Verdana dalam risetnya menilai SSIA bakal mendapat tambahan dana segar dari penjualan saham di BUS. Alhasil, selain menurunkan rasio utang, SSIA juga bakal punya amunisi tambahan untuk akuisisi lahan di Subang.
Dalam laporan Mandiri Sekuritas yang terbit pada 20 Januari 2017, SSIA diperkirakan bakal menuntaskan divestasi di Cipali pada pertengahan 2017. Mandiri Sekuritas memproyeksi, SSIA bakal mendapat tambahan kas sebanyak Rp1,8 triliun hingga Rp2,7 triliun.