Bisnis.com, JAKARTA--Emiten perikanan PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk., (DSFI) siap melebarkan sayap usaha melalui produk makanan olahan setelah mendapat perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Adanya produk baru seperti baso ikan, kaki naga, otak-otak, dan nugget udang bertujuan menggenjot komposisi penjualan dari pasar domestik menjadi 10%, dari sebelumnya sekitar 5%. Selama ini, DSFI memang masih mendapatkan pemasukan lebih dari 95% dari sektor ekspor.
Tahun lalu perusahaan merealisasikan penjualan senilai Rp604 miliar dengan volume 8.431 ton. Pemasaran ke luar negeri mencapai 6.527 ton, sedangkan konsumen lokal menyerap 1.432 ton.
Saut Marbun, Sekeretaris Perusahaan DSFI, mengatakan alasan manajemen mengembangkan usaha hilirisasi ke sektor makanan olahan ialah menggenjot pasar lokal yang masih besar, sekaligus efisiensi usaha. Pasalnya bahan baku berasal dari potongan-potongan kecil sisa filet.
"Kami kan industri filet, sehingga bahan baku banyak. Ada tetelan, potongan-potongan kecil ikan itu digiling, dan dibuat untuk makanan olahan. Intinya menaikkan nilai dari bahan-bahan yang ada," tuturnya di saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (13/1/2017).
Perusahaan mulai melakukan penjualan secara curah kurang dari 1 ton per bulan melalui karyawan sendiri. Jumlah ini terbilang kecil karena DSFI belum memiliki merk sendiri untuk produknya.
Manajemen sudah mendaftarkan produk makanan olahan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar bisa memulai pemasaran secara luas sejak akhir 2015. Namun, perizinan produk dengan merk "Daruma" ini baru dikantongi pada November-Desember 2016.
Menurut Saut, pihaknya akan mulai melebarkan ekspansi dengan membangun outlet yang menjual produk olahan. Selain itu, mereka juga menyiapkan menu siap saji seperti nasi goreng baso ikan, baso ikan goreng, dll.
Konsep bisnis seperti ini, lanjutnya, mirip seperti yang diusung perusahaan susu sapi Cimory. Untuk semakin mengembangkannya, DSFI mencari rekanan kerja yang potensial dan berencana menyasar koperasi-koperasi perusahaan besar.
"Saat ini kami baru memiliki satu restoran di kawasan Puncak Pass [Bogor, Jawa Barat]. Produk olahan selain disediakan sebagai menu makanan juga dijadikan oleh-oleh," ujarnya.