Bisnis.com, JAKARTA--Daley Capital Limited secara resmi telah menyerap konversi utang menjadi 3,3 miliar lembar saham milik PT Bakrie & Brothers Tbk. senilai Rp165 miliar.
Direksi Bakrie & Brothers dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, Senin (19/12/2016), mengumumkan telah melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD).
Private placement dilakukan melalui konversi atas obligasi wajib konversi (OWK) yang berlaku efektif pada 15 Desember 2016. Penambahan modal tersebut sesuai dengan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 2 Juni 2016.
"Total jumlah saham tambahan 3,3 miliar lembar dengan harga pelaksanaan Rp50 per saham," tulis manajemen.
Daley Capital Limited bertindak selaku pengambil saham baru tersebut. Dana hasil private placement digunakan untuk penyelesaian pinjaman emiten bersandi BNBR itu.
Sebelum pelaksanaan private placement, perseroan memiliki 93,72 miliar lembar saham. Kini, modal disetor dan ditempatkan BNBR mencapai 97,02 miliar lembar dengan nilai nominal Rp50 per saham.
Saat RUPSLB pertengahan tahun ini, pemegang saham BNBR merestui penerbitan OWK senilai Rp990,69 miliar. Perseroan akan menerbitkan 19,81 miliar lembar saham baru atau 17,45% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Obligasi konversi itu akan dieksekusi pada harga Rp50 per lembar. Aksi korporasi itu membuat ekuitas perseroan membaik menjadi negatif RP2,84 triliun. Liabilitas juga berkurang 8,14% menjadi Rp11,17 triliun.
Nilai tiga terbesar pinjaman jangka pendek BNBR yang jatuh tempo tahun ini terdiri dari Credit Suisse AG, Singapore Rp1,15 triliun, Daley Capital Limited, Cayman Island Rp430,36 miliar, dan PT Interventures Capital Pte. Ltd., Singapore senilai Rp373,75 miliar.
Direktur Utama BNBR Bobby Sulistyo Umar belum lama ini mengungkapkan perseroan kembali mengajukan proposal restrukturisasi utang setelah mendapatkan restu penerbitan OWK dari pemegang saham. BNBR akan merestrukturisasi pinjaman senilai total Rp8 triliun.
Dalam laporan keuangan per 30 September 2016, pinjaman jangka pendek mencapai Rp1,69 triliun dengan utang jangka panjang yang jatuh tempo setahun Rp3,26 triliun. Secara keseluruhan, liabilitas perseroan mencapai Rp12,49 triliun dari akhir tahun lalu Rp13,12 triliun.
Tiga kreditur kakap emiten bersandi saham BNBR di antaranya Credit Suisse AG. Singapore Rp1,13 triliun, Mitsubishi Corporation Jepang Rp1,91 triliun, dan Eurofa Capital Investment Inc., Singapura senilai Rp1,34 triliun.
Tidak hanya BNBR, emiten milik Grup Bakrie lainnya, PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL) juga mengajukan restrukturisasi utang melalui OWK. Konversi melalui private placement senilai Rp7,6 triliun untuk melunasi pinjaman Rp11,6 triliun.
OWK tersebut terbagi dalam OWK berdenominasi rupiah senilai Rp4,37 triliun dan OWK valutas asing sebesar US$266 juta. Pemegang saham setuju harga saham konversi sebesar Rp200 per lembar, lebih tinggi dari harga saham BTEL sebesar Rp50 per lembar.
Grup Bakrie lainnya, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP) juga berancang-ancang menggelar konversi utang menjadi saham. Secara keseluruhan, total pinjaman UNSP mencapai Rp9,23 triliun.
Pinjaman yang akan dikonversi adalah dari Guaranted equity-linked redeemable notes. Wesel bayar yang dijamin pelunasan terhubung dengan harga saham senilai Rp1,03 triliun.