Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak membukukan kenaikan mingguan paling tajam sejak 2009 terdorong oleh keputusan OPEC memangkas pasokan minyak bumi.
Kontrak minyak jenis Brent diperdagangkan di US$54,46 per barel pada penutupan di London, naik 1% dibandingkan penutupan sebelumnya. Sepanjang pekan ini, Brent membukukan penguatan paling tajam sejak Januari 2009 dengan kenaikan 13%.
Penguatan tajam juga terjadi di New York. Kontrak WTI diperdagangkan menguat 1,2% ke titik paling tinggi sejak Juli 2015 di harga US$51,68 per barel.
OPEC pada Rabu memutuskan untuk memangkas produksi minyak sebanyak 1,2 juta barel per hari. Langkah tersebut adalah pengendalian produksi pertama sejak negara anggota OPEC membebaskan anggotanya berproduksi pada 2014.
Keputusan OPEC diambil setelah negara-negara anggota produsen minyak terbesar organisasi tersebut, yaitu Arab Saudi, Irak, dan Iran, berhasil mencapai kata sepakat. Rusia mengikuti langkah OPEC dengan komitmen memangkasn produksi minyak sebanyak 300.000 barel per hari.
“Semuanya menang, tetapi pemenang terbesar dari keputusan OPEC adalah produsen minyak shale di Amerika Serikat. Kesepakatan ini sangat logis. OPEC ingin mengakhiri perang harga minyak,” kata Fransisco Blanch dari Bank of America.
Rusia dan Qatar saat ini sedang mendiskusikan lokasi pembicaraan antara OPEC dengan negara produsen minyak non-OPEC soal pengendalian produksi. Beberapa lokasi yang dipertimbangkan adalah Wina, Doha, dan Moksow.