Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Ingin Genjot Infrastruktur, Harga Tembaga Melonjak

Harga tembaga mengalami reli setelah pernyataan Presiden Donald Trump yang akan menggenjot sektor infrastruktur sehingga meningkatkan proyeksi naiknya permintaan. Namun, lonjakan yang terlalu tajam dalam waktu singkat diprediksi bakal rentan terkoreksi.nn
Pengunjuk rasa anti-Trump di Salt Lake City, Utah, AS, 12 November 2016./Reuters-Jim Urquhart
Pengunjuk rasa anti-Trump di Salt Lake City, Utah, AS, 12 November 2016./Reuters-Jim Urquhart

Bisnis.com, JAKARTA - Harga tembaga mengalami reli setelah pernyataan Presiden Donald Trump yang akan menggenjot sektor infrastruktur sehingga meningkatkan proyeksi naiknya permintaan. Namun, lonjakan yang terlalu tajam dalam waktu singkat diprediksi bakal rentan terkoreksi.

Pada perdagangan Senin (14/11) pukul 17:30 WIB harga tembaga di bursa Comex untuk kontrak Desember 2016 naik 4 poin atau 1,59% menjadi US$254,9 per pon. Ini menunjukkan harga sudah meningkat 18,19% sepanjang tahun berjalan.

Adapun harga tembaga di London Metal Exchange (LME) menurun 52 poin atau 0,93% menuju US$5.549 per ton pada penutupan perdagangan Jumat (11/11). Sebelumnya, harga mengalami reli kencang sekitar 12,22% sejak 4 November 2016.

Goldman Sachs Group Inc. dalam risetnya, Senin (14/11), menyampaikan logam tembaga melonjak setelah Presiden AS Donald Trump yang baru terpilih mencanangkan belanja infrastruktur untuk memacu perekonomian. Hal ini disampaikan dalam pidato kemanangannya pada Rabu (9/11).

Trump menyatakan akan menghabiskan dana sebanyak US$1 triliun untuk pembangunan infrastruktur dalam satu dekade. Pernyataan ini membuat pasar berbondong-bondong melakukan aksi beli terhadap logam industri.

Meskipun demikian, investor sempat beralih karena dolar terus meningkat di tengah spekulasi. Pasar masih menunggu kebijakan-kebijakan Trump di bidang moneter yang memengaruhi perekonomian.

"Reli pasca pemilu AS pada bijih besi dan tembaga tampaknya terlalu berlebihan terhadap pernyataan Trump," papar riset yang dikutip dari Bloomberg, Senin (14/11/2016).

Jia Zheng, analis Shanghai Minghong Investment Management Co., mengatakan volatilitas pasar tembaga yang sebesar ini sangat langka. Namun, harga akan stabil dalam waktu dekat.

"Dengan kebijakan membatasi dari regulator, harga mungkin turun sedikit. Tapi kini pasar sangat memanas," ujarnya.

National Bank of Abu Dhabi menambahkan, reli tembaga terjadi seiring dengan pernyataan Trump untuk memacu infrastruktur. Salah satu infrastruktur tersebut ialah jaringan transportasi dengan investasi US$550 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper