Bisnis.com, JAKARTA - Stok minyak sawit Indonesia meningkat signifikan untuk pertama kalinya, setelah lebih dari satu semester menunjukkan tren penurunan.
Pada September 2016, stok minyak sawit Indonesia tercatat naik 28% dibandingkan Agustus, atau dari 1,695 juta ton naik menjadi 2,17 juta ton.
Kenaikan stok minyak sawit Indonesia dipicu oleh produksi yang meningkat dan pada saat bersamaan ekspor minyak sawit Indonesia melemah.
Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), ekspor minyak sawit (CPO dan turunannya) Indonesia termasuk biodiesel dan oleochemical pada September menurun 15,5% dibandingkan dengan Agustus, atau dari 2,23 juta ton pada Agustus turun menjadi 1,89 juta ton pada September.
Ekspor minyak sawit Indonesia tergelincir karena lemah permintaan pasar global terutama negara-negara Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) dan China.
Hal ini karena stok yang menipis menyebabkan harga minyak sawit global melonjak sehingga para traders memilih menunggu produksi membaik sehingga stok mulai menumpuk yang berpengaruh pada penurunan harga.
Ekspor CPO dan turunannya ke negara-negara tujuan utama juga membukukan penurunan yang siginifikan terutama ke negara tujuan utama ekspor, seperti negara-negara Uni Eropa mencatatkan penurunan 55% atau dari 486.050 ton pada Agustus menurun menjadi 216.590 ton pada September.
China menyusul mencatatkan penurunan 11% atau dari 267.980 ton pada Agustus tergerus menjadi 239.420 ton di September. Kemudian penurunan permintaan diikuti oleh India 7% dan negara-negara Timur Tengah 11,45%.
"Kenaikan permintaan minyak sawit Indonesia pada September dicatatkan oleh Pakistan sebesar 17% atau dari 125.150 ton naik menjadi 146.000 ton, kata Direktur Eksekutif Gapki Fadhil Hasan dalan laporan bulanan terbarunya yang dilansir Kamis (10/11/2016).
Adapun kenaikan tipis permintaan dibukukan oleh Bangladesh sebesar 4% dan negara-negara Afrika 1%.
Sementara itu, serapan biodiesel di dalam negeri masih tetap konsisten rata-rata 250.000 kiloliter (kl) per bulan.
Dengan kapasitas produksi yang besar, produksi biodiesel Indonesia semakin tinggi. Dengan penyerapan yang belum maksimal, menyebabkan stok tinggi sehingga ekspor biodiesel pun digenjot. Pada September, biodiesel yang diekspor tercatat sebanyak 60.000 ton.
Harga CPO sepanjang bulan September bergerak di kisaran US$740 – US$795 per metrik ton. Harga yang tinggi membuat para traders menahan pembelian sambil menunggu stok meningkat.
Sementara itu, harga sepanjang Oktober bergerak di kisaran US$ 690 – US$ 755 per metrik ton. Harga mulai tergerus karena melemahnya permintaan pasar global.
Gapki memperkirakan harga CPO global masih akan bertahan di kisaran US$720-US$750 per metrik ton,sepanjang November 2016.