Bisnis.com, JAKARTA-- Sepanjang Januari-September 2016, PT Jaya Agra Wattie Tbk. mengantongi Rp3,88 miliar dari penjualan teh dan kopi di pasar domestik.
Pada periode tersebut, emiten perkebunan ini membukukan total penjualan bersih sebesar Rp422,02 miliar. Nilai tersebut menyusut 12,55% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp482,62 miliar.
Dalam laporan keuangan yang dikutip Rabu (2/11/2016), penjualan bersih emiten berkode saham JAWA ini berasal dari pendapatan ekspor komoditas karet sebesar Rp6,31 miliar. Nilai tersebut menyusut dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp39,47 miliar.
Tak hanya mengekspor karet, pada tahun lalu JAWA juga mengekspor kopi dengan nilai penjualan sebesar Rp2,48 miliar. Namun, pada tahun ini tidak ada pendapatan dari ekspor kopi.
Dari pasar domestik, JAWA meraup penjualan bersih sebesar Rp415,71 miliar. Pendapatan itu berasal dari penjualan minyak dan biji sawit senilai Rp235,26 miliar, karet Rp176,56 miliar, teh Rp2,22 miliar, dan kopi Rp1,65 miliar.
Mayoritas produksi JAWA diserap oleh PT SMART Tbk. senilai Rp187,84 miliar, PT Bitung Guna Sejahtera Rp48,12 miliar, dan PT Wilson Tunggal Perkasa senilai Rp77,23 miliar.
Saat penjualan bersih menyusut, beban pokok penjualan JAWA justru meningkat tipis dari Rp368,63 miliar menjadi Rp370,96 miliar.
Akibatnya, laba kotor yang dikantongi anjlok 55,2% dari Rp113,98 miliar menjadi Rp51,06 miliar. Setelah dikurangi beban usaha dan pajak, JAWA membukukan rugi bersih sebesar Rp136,76 miliar. Padahal pada akhir September 2016, JAWA masih mampu mendulang laba bersih sebesar Rp137,12 miliar.