Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas memprediksi rilis inflasi tahunan Oktober 2016 yang akan dirilis akan memberikan tekanan kepada imbal hasil surat utang negara (SUN) pada perdagangan Selasa (1/11/2016).
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan imbal hasil negara maju yang dipimpin US Treasury turun walaupun itu lebih mencerminkan flight to safety dibandingkan meningkatnya harapan gelontoran likuditas tambahan.
Di sisi lain terlihat aksi jual pada pasar obligasi negara berkembang. SUN kembali mengalami pelemahan terutama akibat ketidakpastian global yang kembali meningkat. Tidak hanya FOMC meeting di minggu ini, tetapi juga pemilu AS di akhir pekan yang pesaingannya semakin sengit.
“Dari domestik inflasi tahunan Oktober 2016 yang diperkirakan naik juga memberikan tekanan terhadap imbal hasil SUN untuk naik,” katanya dalam riset.
Menurutnya, saat ini sentimen positif akibat pemangkasan BI RR rate sudah hilang sepenuhnya. Akan tetapi sentimen negatif diperkirakan hanya sementara, paling tidak hingga hasil pemilu AS sudah diketahui.
Harga minyak mentah yang anjlok bisa memberikan sedikit koreksi terhadap ekspektasi inflasi ke depan walaupun penurunan yang terlalu tajam, dan diikuti pelemahan komoditas lainnya, bisa memicu efek tularan negatif terhadap SUN melalui pelemahan rupiah.