Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah saham menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Selasa (1/11/2016).
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia mengatakan saham tersebut adalah:
- SMAR membukukan laba Rp2,43 triliun dari rugi Rp754 miliar
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) membukukan laba bersih sebesar Rp2,43 triliun pada kuartal III/2016, dari periode sama tahun lalu yang mengalami rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp754,69 miliar. Penjualan bersih SMAR tercatat Rp21,03 triliun atau turun 23,47% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp27,48 triliun. Perseroan dapat membukukan laba pada periode seiring dengan laba dari selisih kurs yang dialami perseroan, sebesar Rp640,09 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, perseroan mencatat rugi selisih kurs sebesar Rp1,41 triliun. Perseroan juga mencatat penghasilan lain-lain sebesar Rp427,19 miliar, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu mencatat beban lain-lain sebesar Rp1,52 triliun.
- Laba bersih GGRM tumbuh 11,92%
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 11,92% per September 2016 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. GGRM mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp4,60 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,11 triliun. Per September 2016, perseroan berhasil mencatat penjualan Rp56,21 triliun atau naik 10,19% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp51,01 triliun.
- Laba bersih MLBI meningkat 92,1%
PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 92,10% per September 2016 menjadi sebesar Rp678,92 miliar dibandingkan dengan laba pada periode yang sama tahun lalu, yakni Rp353,42 miliar. Hingga kuartal III/2016, perseroan mencatat penjualan Rp2,30 triliun atau naik 34,50% dibandingkan dengan penjualan di periode yang sama tahun lalu, yakni Rp1,71 triliun. Beban pokok penjualan hanya turun tipis menjadi Rp796,22 miliar, dari sebelumnya Rp796,25 miliar, sehingga laba kotor perseroan tercatat Rp1,50 triliun dari Rp909,76 miliar
- Rugi KRAS turun menjadi US$114,69 juta dari US$160,24 juta
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) mengalami penurunan tipis penjualan menjadi US$982,28 juta hingga periode September 2016 dibandingkan penjualan US$993,38 juta periode sama tahun sebelumnya. Beban pokok turun menjadi US$844,30 juta dari USD1,01 miliar dan laba bruto diraih US$137,98 juta dari menderita rugi bruto tahun sebelumnya yang sebesar US$20,89 juta. Rugi sebelum pajak tercatat US$140,48 juta turun dari rugi sebelum pajak periode sama tahun sebelumnya US$185,31 juta. Sedangkan rugi bersih turun menjadi US$114,69 juta dari rugi bersih periode sama tahun sebelumnya US$160,24 juta.
- SOCI mencatatkan penurunan laba 61,6%
PT Soechi Lines Tbk (SOCI) mengalami penurunan laba bersih sebesar 61,6% menjadi US$15,08 juta hingga periode September 2016 dibandingkan laba bersih US$39,35 juta periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan neto turun 5,18% menjadi US$95,54 juta dibandingkan pendapatan neto periode sama tahun sebelumnya US$100,76 juta. Laba bruto turun menjadi US$35,17 juta dari US$39,58 juta. Laba usaha turun menjadi US$28,08 juta dari US$34,37 juta. Ditambah beban lain-lain neto sebesar US$11,84 juta usai meraih pendapatan lain-lain USD5,92 juta tahun sebelumnya, membuat laba sebelum pajak makin tertekan menjadi US$16,24 juta dari US$40,29 juta.
- SGRO mengalami penurunan laba 86,91%
Laba bersih PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) turun hingga 86,91% pada kuartal III/2016 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi sebesar Rp25,51 miliar dari Rp194,94 miliar. Penurunan laba bersih tersebut seiring dengan penurunan penjualan perseroan sebesar 30,37% menjadi Rp1,49 triliun dari Rp2,14 triliun. Penurunan penjualan terjadi pada penjualan minyak sawit dan inti sawit perseroan yang tercatat Rp1,37 triliun atau turun 33,49% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp2,06 triliun