Bisnis.com, JAKARTA--Emiten consumer goods PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) merancang anggaran belanja modal pada tahun depan minimum Rp1,4 triliun untuk ekspansi.
Direktur & Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso mengatakan proyeksi belanja modal (capital expenditure/Capex) yang dianggarkan perseroan pada 2017 tidak akan sebesar tahun ini.
"Belanja modal pasti tidak sebesar tahun ini, karena pembangunan head office sudah," katanya
Dia menjelaskan, emiten bersandi saham UNVR itu mengalokasikan belanja modal tahun ini senilai Rp2 triliun. Hingga kuartal III/2016, perseroan telah menyerap belanja modal sekitar Rp1,25 triliun.
Penyerapan anggaran belanja modal tahun ini terbilang besar lantaran adanya pemindahan kantor pusat Unilever dari Jakarta ke Bumi Serpong Damai (BSD) dengan nilai Rp600 miliar. Secara keseluruhan, serapan belanja modal hingga akhir September 2016 telah mencapai 62,5% dari total Capex tahun ini.
Selain untuk pembangunan kantor pusat, dana belanja modal senilai Rp1,4 triliun dialokasikan untuk penambahan pabrik dan kabinet es krim. Mayoritas dana Capex digunakan untuk penambahan kapasitas produksi perseroan.
Sementara itu, Unilever berencana memperluas pabril oleo kimia yang dijalankan oleh anak usaha perseroan, PT Unilever Oleochemical Indonesia, di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara. Saat ini, perseroan telah merampungkan pembangunan pabrik hilirisasi minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dengan investasi Rp2 triliun.
"Enggak tahun ini, [perluasan pabrik] kami lihat 2017. Kami maksimumkan dulu yang ada, [ekspansi] dana bisa dari kas internal atau perbankan," tuturnya.
Dalam catatan Bisnis, Unilever Oleochemical berencana menambah investasi Rp4 triliun untuk menggandakan kapasitas produksi. Dana tersebut digunakan untuk penambahan lahan sekitar 9 Hektare dan peralatan.
Kapasitas lahan terpakai ditargetkan menjadi 27 Ha dengan kapasitas produksi 500.000 ton per tahun. Kapasitas produksi itu melonjak 92,3% dari saat ini 260.000 ton per tahun.
Target investasi direncanakan dalam jangka waktu 2-3 tahun. Pabrik oleochemical tahap pertama yang dimiliki perseroan telah dibangun sejak 2012 dengan menghasilkan produk turunan minyak sawit fatty acid, surfaktan, glycerin, dan soap noodle. Hasil produksi sebanyak lebih dari 85% diperuntukkan bagi pasar ekspor.
"Tanah masih ada, kami masih maksimumkan dulu apa yang sudah dibangun. Kami masih menunggu harga gas, penawarannya masih US$12 per MMBtu, mudah-mudahan bisa turun sesuai instruksi presiden," kata dia.
Hingga paruh pertama tahun ini, UNVR membukukan pertumbuhan penjualan bersih 10,3% year-on-year. Penjualan itu didorong oleh kenaikan segmen Home dan Personal Care sebesar 8,4%, serta Foods dan Refreshment sebesar 14,5%.
Penjualan bersih pada kuartal II/2016 mencapai Rp10,8 triliun, tumbuh 14,6% dari tahun sebelumnya. Total penjualan pada paruh pertama tahun ini mencapai Rp20,7 triliun.
Unilever mengantongi laba bersih sebesar Rp3,3 triliun pada semester I/2016, naik 12,5% atau Rp368 miliar bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan, arus kas bersih tumbuh 19,6% menjadi Rp2,4 triliun.