Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pergerakan IHSG: Capital Outflow Diproyeksi Masih Deras

Aliran modal keluar dari lantai bursa Indonesia semakin deras dibandingkan dengan bursa regional. Waspadai akan adanya capital outflow menjelang penaikan suku bunga The Fed.
Seorang karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./Antara
Seorang karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Aliran modal keluar dari lantai bursa Indonesia semakin deras dibandingkan dengan bursa regional. Waspadai akan adanya capital outflow menjelang penaikan suku bunga The Fed.

Sejak awal Oktober, dana investor asing yang sudah keluar dari pasar saham Indonesia mencapai Rp1,3 triliun. Aksi tersebut membuat dana masuk investor asing ke Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun berjalan tergerus ke posisi Rp33,14 triliun.

Merujuk data Bloomberg, di Asia Capital outflow investor asing dari Indonesia selama bulan ini melampaui aliran dana keluar investor asing dari Filipina sebesar Rp940,7 miliar dan Thailand sebesar Rp664,6 miliar.

Muhammad Alfatih, analis PT Samuel Sekuritas, menilai capital outflow di lantai bursa terjadi akibat sejumlah faktor. Terutama prediksi pertumbuhan ekonomi nasional dan tingginya penguatan Indeks harga saham gabungan (IHSG) sejak awal tahun.

"Mungkin akan ada capital outflow berikutnya. Dari segi internal, ekonomi Indonesia masih melambat, beberapa menilai dari perkembangan harga komoditas dan tax amnesty memberikan dampak fundamental jangka panjang lebih baik untuk Indonesia," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (16/10/2016).

Investor asing masih melanjutkan tren pelepasan portofolio dengan capaian net sell Rp615,77 miliar pada akhir pekan lalu. Meski tertolong oleh aksi crossing saham PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. (AMAG) pada awal pekan lalu, capaian net sell masih tinggi senilai Rp751,4 miliar sepekan.

Aksi jual bersih oleh investor asing pekan lalu membuat capaian net buy kian menipis menjadi Rp33,14 triliun. Investor asing telah bertransaksi di lantai bursa Rp533,3 triliun sepanjang tahun berjalan.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG ditutup menguat 1,11% sebesar 59,48 poin ke level 5.399,88. IHSG berhasil menguat 0,42% sebesar 22,73 poin dalam sepekan.

Penguatan IHSG terjadi seiring menghijaunya mayoritas lantai bursa Asia Pasifik. IHSG tercatat masih menjadi jawara penguatan tertinggi di antara bursa dunia 17,57% sejak awal tahun.

Alfatih menilai derasnya aliran modal keluar dari bursa Tanah Air terjadi lantaran IHSG telah melonjak terlampau tinggi bila dibandingkan Indeks di kawasan regional. Manager investasi asing diproyeksi mempersiapkan rebalancing menjelang aksi window dressing di akhir tahun.

Pelaku pasar memantau laporan kinerja keuangan emiten kuartal III/2016 yang mulai dirilis sejak awal Oktober. Rilis kinerja emiten perbankan yang telah lebih dulu terbit terbilang cukup baik bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Aliran modal asing dari dalam negeri diproyeksi semakin deras seiring dengan keputusan bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve terkait penaikan suku bunga acuan. Keputusah The Fed bakal berpengaruh pada aliran modal di semua negera-negara berkembang.

Jika The Fed berencana menaikkan Fed Fund Rate pada akhir tahun, Bank Indonesia justru diproyeksi akan menahan suku bunga acuan. BI Rate diperkirakan bertahan atau justru kembali dinaikkan.

Tekanan capital outflow bagi Indonesia semakin kuat apabila proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik melambat. Namun, sentimen itu ditangkis oleh penguatan harga komoditas dan realisasi amnesti pajak.

Hingga akhir pekan lalu, rasio rerata harga saham terhadap laba bersih emiten (price to earning ratio/PE) IHSG mencapai 13,0 kali. Rerata nilai transaksi mencapai Rp6,48 triliun dengan kapitalisasi pasar Rp5.839 triliun.

Menjelang akhir tahun, sambungnya, sejumlah emiten rajin menggelar aksi korporasi. Penerbitan saham baru melalui mekanisme rights issue maupun private placement, hingga penerbitan obligasi, gencar dilakukan emiten.

Aksi korporasi itu diprediksi membuat investor bertahan di lantai bursa. Perusahaan lembaga keuangan memang diwajibkan untuk memiliki bobot obligasi hingga 30% dan menjadi pendorong yield dan outstanding sejak awal tahun.

Dia memerkirakan, IHSG sepekan akan bergerak pada level support 5.320 dan resistance 5.500. Lebarnya kisaran level IHSG terjadi lantaran gerak yang cukup volatile di market Indonesia pada pekan ini.

Adapun, nilai tukar rupiah diproyeksi berada pada kisaran Rp12.850 per dolar AS hingga Rp13.100 per dolar AS. Proyeksi nilai tukar rupiah bakal stabil pada level psikologis Rp13.000 per dolar AS.

"Bagi perusahaan dengan utang dolar, perusahaan berbasis ekspor dan impor barang modal, akan terpengaruh pergerakan dolar AS," kata dia.

Kurs rupiah terapresiasi 0,31% sebesar 40 poin ke level Rp13.033 per dolar AS pada akhir pekan lalu. Namun, nilai tukar rupiah melemah 0,34% sebesar 44 poin dari akhir pekan sebelumnya Rp12.989 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper