Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (14/10/2016) berpeluang tertekan.
Riset Samuel Sekuritas Indonesia memaparkan indeks AS semalam ditutup melemah seiring dengan laporan US Energy Information Administration (EIA) yang melaporkan kenaikan persediaan minyak mentah sebanyak 4,9 juta barel menjadi 474 juta barel.
Secara tahunan, persediaan minyak US naik 8,6% y-y. Sementara data jobless claims tercatat stabil di level terendahnya, mengindikasikan penurunan pemecatan dan pulihnya lapangan kerja yang tersedia.
Data ekspor China di bulan September diberitakan turun paling dalam sejak Februari 2016 karena permintaan global yang melambat, dimana data ini menekan mata uang yuan ke level terendah dalam 6 tahun terakhir.
Ekspor China turun 10% y-y sementara impor turun 1,9% y-y, lebih rendah dibanding perkiraan ekonom yang sebesar 3,3% penurunan ekspor dan 0,6% kenaikan impor. Surplus neraca perdagangan China di bulan September tercatat lebih rendah dibanding konsensus analis, tercatat US$41,9 miliar vs US$53 miliar.
“Kami perkirakan IHSG akan sedikit tertekan dipicu oleh kenaikan persediaan minyak dan pelemahan neraca perdagangan China,” katanya dalam riset.
Namun, apabila terindikasi S&P jadi menaikkan rating Indonesia menjadi investment grade, kami perkirakan akan dapat menjadi katalis positif untuk market.
Highlights
- ADHI : Kontrak baru capai Rp11triliun
- UNTR : Akuisisi perusahaan batubara
- JSMR: Penyesuaian tarif tol akan meningkatkan pendapatan
- BJTM: Laba bersih 9M16 meningkat
- CPIN dan JPFA : Dikenakan denda
- Plantation : Kebutuhan biodiesel diproyeksi capai Rp17 trlliun
- Plantation : Kapasitas pabrik biodiesel naik signifikan
- Sektor ritel : Pertumbuhan ruang ritel bisa mencapai 15% sampai akhir tahun
- Konsumsi : Kejar peningkatan omzet
- Telekomunikasi : Revisi PP 52 dan 53/2000, berpotensi merugikan negara