Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah berpeluang melemah pada perdagangan Senin (10/10/2016)
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan taper tantrum di zona Euro masih berlanjut dan di tengah itu Deutsche Bank gagal mendapatkan keringanan denda dari pemerintah AS.
Di AS, data pertambahan tenaga kerja non-pertanian yang walaupun membaik dibanding bulan sebelumnya, masih sangat jauh dari ekspektasi konsensus sehingga mendorong turunnya imbal hasil US Treasury dan dollar index pada Jum’at.
Adapun, debat capres AS kedua ditunggu pagi ini, diperkirakan Clinton masih akan unggul dari Trump. Sementara itu, cadangan devisa yang naik tajam menunjukkan BI yang tidak ingin pasokan dolar AS yang terlalu berlimpah di pasar sehingga bisa mendorong rupiah yang terlalu kuat.
Keputusan untuk memperpanjang bilateral swap arrangement dengan Jepang menunjukkan BI yang masih waspada terhadap ketidakpastian di depan.
“Tarif listrik yang mulai naik Oktober 2016 sejalan dengan kenaikan harga minyak berpeluang menambah tekanan inflasi ke depan. Rupiah berpeluang melemah pada hari ini,” katanya dalam riset.