Bisnis.com, JAKARTA- Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat memangkas produksi, harga minya diprediksi siap kembali tembus ke atas US$50 per barel.
“Akan ada kenaikan harga minyak karena OPEC merupakan produsen besar di minyak. Mereka menurukan produksi. Bisa masuk ke area 50,“ kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra saat dihubungi hari ini, Kamis (29/9/2015).
Dia mengemukakan setelah kesepakatan Aljazair untuk membatasi produksi, minyak melaju pesat kemarin mulai pk.23.00 WIB. “Bergerak kencang dari 44 ke 47.”
Seperti diketahui OPEC sepakat untuk memangkas produksi untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir.
Seperti dikutip Bloomberg, Menteri Perminyakan Iran Bijan Nambar Zanganeh menyatakan OPEC setuju untuk memangkas produksi pada kisaran 32,5 ke 33 juta barel per hari setelah pertemuan di Aljazair.
Walaupun beberapa anggota OPEC akan memangkas produksi, Iran tidak harus mengurangi produksi, lanjutnya.
Banyak rincian tetap harus dikerjakan dan OPEC tidak akan memutuskan target untuk masing-masing negara hingga pertemuan berikutnya pada akhir November.
"Pemangkasan produksi ini jelas bullish," kata Mike Wittner, Kepala Riset Pasar Minyak Societe Generale SA, seperti dikutip Bloomberg.
"Yang lebih penting adalah bahwa Saudi tampaknya kembali ke masa pengelolaan pasar," lanjutnya.
Kesepakatan ini juga menandakan babak baru dalam hubungan antara Arab Saudi dan Iran, yang telah bentrok dalam kebijakan minyak sejak 2014 dan mendukung sisi berlawanan dalam perang saudara di Suriah dan Yaman.
Kesepakatan ini menunjukkan bahwa kedua negara tersebut, dengan mediasi dari Rusia, Aljazair dan Qatar, mampu mengatasi perbedaan untuk pemangkasan produksi awal tahun ini.