Bisnis.com, JAKARTA- Harga minyak mentah terjungkal setelah terbetik kabar Arab Saudi akan mengabaikan prospek terjadi kesepakatan untuk menstabilkan pasar dalam pembicaraan di Aljazair pekan depan.
"Minyak (menyoroti) berita Saudi," kata Bob Yawger, Direktur Divisi Berjangka Mizuho Securities USA Inc seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (24/9/2016).
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman November turun U$1,84 ke US$ 44,48 per barel di bursa New York Mercantile Exchange. Merupakan penurunan terbesar sejak 13 Juli, setelah harga sempat menyentuh level 46.
Brent untuk pengiriman November turun U$1,76 ke US$45,89 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Minyak sebelumnya sempat reli setelah muncul spekulasi Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Rusia akan menyepakati cara-cara untuk menstabilkan pasar pada pertemuan 28 September.
"Ada banyak kegelisahan tentang pertemuan tercermin dari pergerakan harga," kata John Kilduff, Partner Again Capital LLC.
Seperti diketahui negara-negara anggota OPEC dan Rusia dijadwalkan akan bertemu di sela-sela Forum Energi Internasional di Aljazair pada 26-28 September 2016.
Namun Arab Saudi mengemukakan pihaknya mengabaikan prospek untuk kesepakatan mendukung pasar dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak pada pekan depan tersebut.
Arab Saudi memperkirakan pertemuan produsen-produsen utama tersebut hanya akan menjadi kesempatan untuk berkonsultasi daripada mengambil keputusan tentang tingkat produksi, delegasi OPEC yang akrab dengan kebijakan minyak negara itu mengatakan pada Jumat, menurut media lokal seperti dikutip Antara.