Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (23/9/2016) didukung degan pelemahan dolar.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengemukakan selain debat capres AS, fokus saat ini juga tertuju pada gelontoran data indeks manufaktur negara utama dunia yang mayoritas diperkirakan turun.
“Ini bisa mendukung sentimen pelemahan dolar yang ada,” kata Rangga dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (23/9/2016).
Dia mengemukakan imbal hasil obligasi global turun serentak bersamaan dengan pelemahan indeks dolar sehari setelah FOMC meeting merilis putusan yang cenderung dovish.
Sementara itu harga minyak masih naik menyusul turunnya persediaan minyak mentah AS, serta diikuti oleh kenaikan harga komoditas lainnya.
BI mendukung pertumbuhan, ruang penguatan rupiah terbuka. Rupiah menguat kemarin masih terbawa sentimen pelemahan dolar di pasar global.
Penguatan rupiah juga sejalan dengan penguatan IHSG, serta imbal hasil SUN yang selain dipicu faktor eksternal juga terdorong oleh harapan pemangkasan BI RR rate yang ternyata dipangkas 25bps menjelang sesi penutupan kemarin.
“Fokus akan kembali terkonsentrasi pada pencapaian tax amnesty yang saat ini meningkat akselerasinya,” kata Rangga.
Presiden Jokowi semalam, ujarnya, mengundang para pengusaha membicarakan tax amnesty, usaha untuk terus menggenjot uang tebusan untuk mendukung belanja pemerintah.
“Ruang penguatan rupiah masih tersedia dalam jangka pendek – keinginan BI menjaga rupiah di nilai fundamentalnya bisa membatasi ruang apresiasi rupiah,” kata Rangga.