Bisnis.com, JAKARTA--Harga minyak melanjutkan reli setelah data persediaan minyak mentah mingguan Amerika Serikat meluncur ke level terendah sejak Februari 2016.
Pada perdagangan Kamis (22/9) pukul 16:05 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak November 2016 naik 0,4 poin atau 0,86% menjadi US$45,73 barel. Sementara itu, harga minyak Brent kontrak November 2016 meningkat 0,38 poin atau 0,81% menjadi US$47,21 per barel.
Harga minyak terdorong sentimen positif dari menurunnya persediaan minyak mentah mingguan AS. Data U.S. Energy Information Administration (EIA) yang dirilis Rabu (21/9) menunjukkan stok minyak mentah AS per Jumat (16/9) menurun 6,2 juta barel menuju 504,59 juta barel.
Angka stok terbaru menunjukkan posisi terendah sejak pertengahan Februari 2016. Selain itu, hasil ini melanjutkan tren positif pada pekan sebelumnya karena persediaan merosot 559.000 barel.
Laporan terbaru EIA juga menurunkan ketegangan terhadap kekhawatiran jumlah persediaan minyak mentah Paman Sam. Pasalnya, stok sempat melonjak ke 543 juta barel pada April 2016 yang menjadi level tertinggi sejak 1929.
Jonathan Barratt, chief investment officer Ayers Alliance Securities, mengatakan harga minyak baru-baru ini berfluktuasi sejak terjadi reli pada Agustus 2016. Sentimen yang memengaruhi ialah rencana OPEC dan Rusia untuk menstabilkan pasar dalam acara International Energy Forum pada 26-28 September 2016 di Aljazair.
Akan tetapi, pasar kurang meyakini upaya para produsen minyak mentah utama untuk membekukan produksi. Pertemuan sebelumnya pada Februari dan April berakhir tanpa kesepakatan apapun.
"Penurunan mengejutkan stok minyak mentah AS mendukung harga di pasar. Tapi saya tidak melihat akan adanya hasil penting dari pertemuan OPEC di Aljazair," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (22/9/2016).
Meskipun demikian, sentimen positif dari AS beradu dengan proyeksi Nigeria dan Libya yang bakal menambah pasokan baru ke pasar sebanyak 840.000 barel per hari dalam beberapa minggu ke depan. Padahal jumlah persediaan minyak mentah global masih surplus sehingga harga sulit untuk bangkit.
Di Libya, perusahaan lokal berpotensi membuka pasokan baru sebanyak 300.000 barel per hari. Adapun di Nigeria, Exxon Mobil Corp., siap mengekspor minyak mentah sejumlah 340.000 barel per hari dan Royal Dutch Shell Plc., sebesar 200.000 barel per hari.
Al Maha Financial Services dalam publikasi risetnya, Kamis (22/9) memaparkan harga minyak memperpanjang reli setelah menurunnya stok AS yang mengejutkan pasar. Penurunan sebesar 6,2 juta barel berbalik dari proyeksi Reuters yang memperkirakan penambahan 3,4 juta barel.
Selain itu, keputusan Federal Reserve memertahankan suku bunga membuat dolar melemah, sehingga tekanan terhadap komoditas berkurang. Gubernur The Fed Janet Yellen mengatakan, suku bunga dipertahankan antara 0,25%--0,50%, setelah kenaikan dalam satu dekade terakhir dilakukan pada Desember 2015.
Pada perdagangan hari ini pukul 16:05 WIB indeks dolar melemah 0,44% menjadi 95,243. Angka ini menunjukkan dolar sudah terkoreksi 3,43% sepanjang tahun berjalan.
Menurut Yellen, pengerekan suku bunga bisa dilakukan pada akhir 2016 seiring dengan membaiknya pasar tenaga kerja. Saat ini, pertumbuan ekonomi Paman Sam menguat, dan penaikan suku bunga diperlukan untuk menghindari risiko-risiko, misalnya inflasi yang terlampau tinggi.