Bisnis.com, JAKARTA— Anjloknya indeks dolar AS membuat rupiah berpeluang menguat pada perdagangan Rabu (7/9/2016).
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan indeks sektor jasa AS yang anjlok menjadi katalis selanjutnya yang menghancurkan harapan kenaikan FFR target dalam waktu dekat. Indeks dolar AS anjlok lebih dari 1% hingga dini hari tadi setelah sebelumnya mayoritas kurs di Asia juga menguat terhadap dolar.
Akan tetapi, pelemahan dolar AS yang drastis akan tertahan jika bank sentral Eropa (ECB) meningkatkan stimulus moneternya Kamis mendatang. Harga minyak masih labil penguatannya walaupun Arab Saudi dan Rusia sudah sepakat menstabilkan harga minyak. Adapun, cadangan devisa Tiongkok yang ditunggu hari ini diperkirakan kembali turun. Fokus perlahan akan beralih ke pertemuan ECB yang kesimpulannya akan datang di Kamis malam.
Sementara, rupiah kembali menguat hingga Selasa sore mengikuti sentimen pelemahan dolar AS di pasar global serta penguatan harga komoditas. Hari ini, indeks dolar AS yang anjlok berpeluang kembali meminta penguatan rupiah yang lebih dalam.
“Itu sejalan dengan permintaan SUN yang mulai kembali setelah sempat tertekan aksi jual terutama oleh investor asing,”katanya dalam riset.
Cadangan devisa Indonesia juga dijadwalkan diumumkan hari ini diperkirakan turun melihat aliran dana keluar asing yang cukup besar pada Agustus 2016. Sentimen positif dari uang tebusan tax amnesty yang terus bertambah akan tetap terjaga.