Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah menggelar lelang lima surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk dengan target penerbitan Rp4 triliun pada Selasa (6/9/2016). Adapun, seri PBS006 dan PBS009 diprediksi paling banyak diminati.
Keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menyebutkan seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S dan SBSN PBS berbasis proyek (Project Based Sukuk) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2016. Target penerbitan adalah senilai Rp4 triliun dengan perincian sebagai berikut :
- Surat Perbendaharaan Negara Seri SPN-S24022017 (Diskonto; 24 Februari 2017);
- Project Based Sukuk seri PBS009 (7,75000%; 25 Jan 2018);
- Project Based Sukuk seri PBS006 (8,25000%; 15 Sep 2020);
- Project Based Sukuk seri PBS011 (8,75000%; 15 Agt 2023); dan
- Project Based Sukuk seri PBS012 (8,87500%; 15 Nov 2031).
Analis fixed income PT MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan berdasarkan kondisi pasar SBSN menjelang pelaksanaan lelang, maka kami perkirakan jumlah penawaran yang masuk akan berkisar antara Rp15 triliun-Rp20 triliun dengan jumlah penawaran terbesar akan didapati pada PBS006 dan PBS009. Adapun tingkat imbal hasil yang akan dimenangkan pada lelang hari ini adalah sebagai berikut :
- Surat Perbendaharaan Negara Seri SPN-S24022017 berkisar antara 5,96875% - 6,06250%
- Project Based Sukuk seri PBS009 berkisar antara 6,4062% - 6,50000%
- Project Based Sukuk seri PBS006 berkisar antara 6,59375% - 6,68750%
- Project Based Sukuk seri PBS011 berkisar antara 7,09375% - 7,18750%
- Project Based Sukuk seri PBS012 berkisar antara 7,43750% - 7,53125%.
Lelang dibuka hari Selasa tanggal 6 September 2016 pukul 10.00 WIB dan ditutup pukul 12.00 WIB. Hasil lelang akan diumumkan pada hari yang sama. Setelmen akan dilaksanakan pada tanggal 8 September 2016 atau 2 hari kerja setelah tanggal pelaksanaan lelang (T+2).
Hingga lelang terakhir, pemerintah telah menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) melalui lelang di kuartal III 2016 senilai Rp15,87 triliun dari total penerbitan Surat Berharga Negara yang sebesar Rp82,87 triliun