Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi fokus pasar obligasi pada perdagangan Jumat (2/9/2016) akan tertuju padadata pertambahan tenaga kerja non-pertanian AS nanti malam.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan imbal hasil global mulai turun menyusul buruknya data ekonomi AS serta anjloknya harga minyak mentah dunia. Dari domestik, inflasi Agustus 2016 yang hanya 2,79% YoY akibat turun drastisnya harga makanan menambah faktor positif untuk harga SUN. Adapun, inflasi September 2016 juga bisa bertahan di bawah 3% YoY meski ada potensi naik ke 3,3% YoY pada akhir tahun dan naik ke atas 4% YoY pada semester I/2017 mendatang.
Pada sisi lain, terlihat proporsi kepemilikan asing yang masih di bawah 39% menandakan masih tingginya ketidakpastian global sehingga menghalangi daya tarik obligasi berdenominasi rupiah.
“Fokus pasar obligasi akan langsung tertuju pada data pertambahan tenaga kerja non-pertanian AS nanti malam yang bisa menjadi petunjuk kapan Fed rate akan naik. Survei Bloomberg menunjukkan angka pertambahan yang lebih rendah,” katanya dalam riset.
Setelah itu, fokus perlahan akan beralih ke pertemuan ECB di minggu depan yang berpeluang kembali tambah stimulus. Dari domestik perbaikan laju pertambahan dana tebusan tax amnesty yang membaik juga turut memberikan sentimen positif walaupun total dana tebusan pada akhir kuartal III/2016 akan menjadi basis penilaian pasar apakah target Rp165 triliun bisa tercapai serta berapa besar penyesuaian harapan pemerintah atas defisit APBN 2016 dan 2017 harus dilakukan.